Mohon tunggu...
Eka Sanur
Eka Sanur Mohon Tunggu... -

Ibu Rumah Tangga. Pemerhati dunia kesehatan, khusus nya Skoliosis (kelainan Tulang Belakang) dan Tumor Otak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Efek Radio Therapy Anakku......

6 Juli 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:04 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Radio therapy adalah sebuah metode dalam proses penyembuhan untuk pasien tumor dan kanker. Anakku Citra adalah penderita tumor otak, yang sudah di operasi, maka selanjutnya dokter menganjurkan untuk di lakukan terapi penyinaran untuk mematikan sel-sel tumor yang masih tersisa yang tidak bisa di jangkau seluruhnya. Jadilah kami mengusahakan terapi yang di maksud demi kesembuhan anakku, walau sebenarnya berat bagi kami yang hanya lah karyawan biasa, karena biaya untuk terapi yang dilakukan sebanyak 34 kali ini, sangat lah mahal. Tak apalah rejeki pasti sudah di atur pikir ku, yang penting anakku bisa segera terselamatkan. Jadilah anakku menjalani terapi pertamanya. Dokter memang sudah memberitahukan apa saja yang akan terjadi terhadap anakku setelah penyinaran. Seperti mual-mual, muntah-muntah, pusing. Akan tetapi tetap saja kami sungguh tidak menduga luar biasa efeknya... Badan nya seharian panas tinggi di sertai muntah beberapa kali, keluar smua yg dia makan dan minum... setelah itu ga ada smangat mau makan, badannya loyo, wajahnya pucat bagai tak ada darah yang mengalir lagi, HB nya turun dan trombosit nya juga turun hingga 5000 saja, mengeluh pusing hebat sampai dia bilang 'aku ga kuat lg bunda'... Melayang rasanya badan ini mendengar dia bicara begitu, terdengar amat putus asa. Kondisi ini membuat airmataku meleleh tanpa bisa di egah, aku berusaha bersikap tegar di depannya, karena dia sangat butuh dukungan, Jika ia sampai melihat aku menangis pasti bukan contoh yang baik buat dia... ku coba menenangkannya bahwa Citra pasti kuat menjalani ini smua. Karena hal yang paling berat pun seperti operasi tulang belakang sudah 5 kali ia jalani, kemudian operasi bedah otak pun sudah ia jalani, jadi terapi ini pun harus bisa ia jalani dan lewati. Ku bisikkan padanya Citra pasti kuat, Citra pasti bisa... karena masih banyak yang Citra harus lakukan... masih panjang perjalanan nya menuju cita-cita luhurnya yang ingin sekali jadi dokter biar bisa bantu orang yang ga mampu katanya.... Ia pun menganggukkan kepalanya, ia berbisil lirih Insya Allah bunda, Citra kuat. Kemudian sekali lagi ku bisik kan padanya, berjuang lah anakku, citra pasti kuat, pasti bisa melewati ini smua. Banyak zikir ya mohon kesembuhan pada Allah. Tiada lain yang dapat menolong kita selain Allah SWT. Ketika kami sedang sibuk menenangkannya, dokter masuk ruangan dan segera memeriksa kondisi anakku, beliau menganjurkan agar anakku segera di masukkan ke ruang ICU, kondisinya boleh di bilang kritis... ia harus di pantau secara intensif... harus segera di pindahkan katanya. Beliau meminta persetujuan aku dan suamiku, tanpa pikir-pikir lagi aku dan suami dengan kompak menyetujui anjuran dokter. Lebih cepat lebih baik pikir ku. karena kondisinya semakin mengenaskan... badannya sudah membiru karena HB dan trombositnya amat rendah... entahlah, pikiran ini sudah amat jauh melayang, rasanya terkadang sulit untuk bisa tetap berdiri tegak. Tapi untung lah suami ku amat sangat bisa menyembunyikan perasaannya hingga ia pun mampu menahan diri dan membesar kan hati ku... Insya Allah kita smua bisa melewati ini smua, begitu yakin nya. Jangan pernah putus asa begitu slalu ucapannya. Setelah segera anakku di bawa ke ruang ICU, kondisi nya hari demi hari semakin membaik... trombosit nya smakin meningkat. 4 hari ia lalui di ruang ICU, alhamdulillah ia di nyatakan bisa kembali ke ruang perawatan lagi. Citra memang hebat...... kesabaran, kekuatan dan keteguhan nya menjadi inspirasi buat kami sekeluarga... smoga kau akan slalu terus bertahan ya anakku Amin Amin Ya Robb..... Write a comment...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun