Mohon tunggu...
Eka Santhosa
Eka Santhosa Mohon Tunggu... -

Seorang Dokter yang mendedikasikan diri di bidang olahraga dan teknologi pikiran. Saat ini bekerja di Klinik Pratama Damar dan aktif dalam pendampingan atlet berpresitasi di Lingkungan KONI Provinsi Bali.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ternyata Ini Pengaruh Seks Terhadap Prestasi Olahraga

26 April 2017   10:22 Diperbarui: 26 April 2017   19:00 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan kesegaran jasmani dan hubungan seksual sering dipertanyakan baik dalam diskusi atau praktek dilapangan. Jika seseorang memiliki kesegaran jasmani, kecenderungan akan memiliki hubungan seks yang baik. Hubungan seksual, seperti olahraga meningkatkan asupan oksigen dan nutrisi dalam tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan ini jantung Anda harus memompa darah lebih banyak. Dr. Masters menyatakan, hubungan seksual tidak memerlukan lebih banyak energi daripada berjalan naik tangga, atau lari cepat 36 meter. Pada sebagian orang yang memiliki kesehatan yang buruk, berlari cepat 36 meter atau naik tangga membuat nafas terengah-engah dan otot-otot mereka menjadi letih.

Rasa senang yang muncul saat berhubungan seksual disebabkan karena produksi hormon dopamin dalam tubuh. Dopamin adalah sebuah neurotransmiter yang mengaktifkan pusat kepuasan pada otak. Dopamin juga dihasilkan saat seseorang mengkonsumsi obat penenang. Kafein, coklat dan nikotin dikatakan juga mampu mengaktifkan pusat kepuasan, namun akan berbeda dampaknya dalam tubuh jika dibandingkan dengan hubungan seks dan olahraga.

Hubungan seks selain dapat memicu dopamin juga memicu hormon oksitosin dan endorfin, sehingga dapat mengurasi rasa nyeri di tubuh dan mengurangi ketegangan di otot. Saat melakukan hubungan seksual atau berolahraga tubuh memproduksi endorfin dan masih berlangsung selama tiga jam setelah usai melakukan hubungan seks atau berolahraga. Secara spesifik endorfin membantu tubuh melepas ketengangan dan bersifat analgesik (anti nyeri).

Bagaimana Seks Mempengaruhi Prestasi Atlet

Masih terdapat dualitas dikalangan umum, bahwa hubungan seksual pada malam sebelum pertandingan tidak menganggu prestasi atlet dan bahkan dapat meningkatkannya. Atlet – atlet profesional dalam sesi konsultasi mengakui hubungan seksual pada malam sebelum pertandingan adalah bermanfaat. Maka kami mengetahui banyak pelatih yang menganjurkan hal tersebut.

Manfaat hubungan seksual dan apa yang terjadi ditubuh, seperti memicu endorfin, dopamin dan serotonin tidak diragukan lagi manfaatnya, namun ada beberapa catatan yang harus diperhatikan. Komisi Ikatan Dokter Amerika melaporkan bahwa hubungan seksual pada malam sebelum pertandingan tidak menganggu prestasi atlet asalkan hubungan seksual tersebut merupakan bagian rutin dari kehidupan atlet tersebut.

Donald L Cooper, dokter olahraga Oklahoma State Universit mengatakan,”Kebanyakan dokter kontingen yang pernah saya temui merasa bahwa pola normal dari hubungan seksual tidak menganggu selama orang bersangkutan dapat tidur untuk waktu yang cukup”.

Casey Stegel, bekas pemimpin New York Yankees, menguraikan dengan ringkas,”Bukan seks yang merusak prestasi atlet, namun terjaga sepanjang malam untuk hal itu yang menjadikannya berdampak negatif untuk atlet”

Seks Dalam Sudut Pandang Mind Technology

Pertandingan olahraga merupakan sebuah panggung dimana energi fisik dan psikis dibutuhkan untuk dapat menampilkan performance terbaik. Istirahat yang cukup, nutrisi yang tepat terbukti menjaga tubuh tetap fit. Bagaimana dengan energi psikis? Tubuh psikis memiliki mekanismenya sendiri, ada lima cara mengisi baterai kasih untuk tubuh psikis diataranya waktu berkualitas, kata-kata pendukung, sentuhan fisik, pelayanan dan pemberian hadiah.

Hubungan seks mengisi energi psikis dengan sentuhan fisik, dengan demikian sangat bijak bila hubungan seks dilakukan sebelum pertandingan dengan waktu yang cukup  untuk tidur setelahnya, dalam arti kata tidak dilakukan terlalu larut malam. Kedua sebaiknya hubungan seksual dilakukan dengan pasangan yang syah, agar tidak terjadi benturan nilai-nilai moral di pikiran bawah sadar yang justru dapat menguras energi psikis. Bayangkan jika anda melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang baru anda kenal dan ternyata ia mengidap HIV, akan sangat beresiko dan membahayakan karier professional seorang atlet bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun