Mohon tunggu...
Eka Safitri
Eka Safitri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teks Laporan Observasi

5 September 2024   14:09 Diperbarui: 5 September 2024   14:17 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Nama saya eka saya lahir pada 06 februari 2009 di Banjarnegara saya dilahirkan oleh seorang ibu yang baik hati dan penyayang. Saya merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Dalam kehidupan sehari-hari saya biasanya bangun pagi jika berangkat sekolah dan menyetrika seragam sekolah dan sholat subuh. Dan jika libur sekolah biasanya tetap bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Dan saat dirumah saya membantu orang tua seperti mencuci piring, mencuci baju, menyapu lantai dan tidak lupa sholat 5 waktu. Kehidupan keluarga saya penuh dengan cerita. Saya adalah anak yang terkadang ceria dan terkadang kurang ceria tergantung suasana. Saya suka menggambar, saya ingin menjadi orang yang sukses dan membahagiakan kedua orang tua. Tantangan saya untuk sesuatu yang saya inginkan yaitu giat belajar dan menghilangkan rasa malas. 

        Untuk mengatasi tantangan saya maka saya harus giat belajar dengan cara baca buku dan melakukan aktivitas sehari-hari. Sebutkan yang menjadi ciri khas kamu banget ciri khas saya adalah terkadang pendiam. Saya mempunyai kelebihan yaitu membaca, menulis dan menggambar. Saya mempunyai kekurangan yaitu susah untuk berbaur di lingkungan baru. Dan untuk menutupi kekurangan yang saya punya saya hanya cukup diam. Saya pernah punya masalah yang membuat hidup saya membenci seseorang, saat itu ada seorang anak yang terkadang iri kepada saya dan saat itu dia pernah mengambil barang yang itu bukan hak dia dan mengambil tanpa sepengetahuan saya. Dan membuat saya kesal. Saat itu yang saya lakukan adalah menasihati dia untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi dan berharap dia bisa berubah. Setelah saya pikirkan kembali mungkin saya harus memaafkan dia dan memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Jadi saya memutuskan untuk memaafkan dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun