Mohon tunggu...
Ekaristi RajaGukGuk
Ekaristi RajaGukGuk Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiwa

Seorang mahasiswa yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senyuman Menawan, Seorang Penjual Cilok

6 Maret 2019   00:14 Diperbarui: 12 Maret 2019   17:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyuman, ekspresi itulah yang selalu menghiasi raut wajah Herman. Pria paruh baya yang sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang cilok. Walaupun profesinya terkadang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Namun beliau tidak pernah malu dan justru selalu bekerja dengan keikhlasan serta penuh tanggung jawab.

Herman selau berjualan dari pukul 10.00 - 20.00 WIB. Beliau tidak pernah merasa lelah dengan apa yang dikerjakannya. Karena menurut beliau setiap pekerjaan pasti memiliki hambatan dan rintangannya masing-masing. Beliau selalu bersyukur dengan pekerjaannya. Karena melalui hasil berjualan cilok tersebut beliau dapat menghidupi keluarganya.

Beliau memiliki 1 orang istri dan 2 orang anak. Anak pertamanya telah menikah sedangkan anak keduanya masih kecil dan belum bersekolah. Beliau tinggal di Jalan Keramat tidak jauh dari lokasi dimana beliau selalu berjualan. Beliau selalu berjualan di gerbang belakang Kampus UPN "Veteran" Jakarta.

Sebelum menjadi penjual Cilok, Herman dahulu ialah seorang Polisi Kehutanan di daerah Tasikmalaya. Namun beliau memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan pergi mengadu nasib dan merantau ke Jakarta. Namun setelah melaui banyak pekerjaan akhirnya beliau memutuskan untuk berjualan cilok saja. Karena menurutnya inilah pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan dirasa cocok dengannya. Sehingga sudah hampir 8 tahun beliau menekuni pekerjaan ini.

Hal yang selalu menjadi ciri khas dari beliau ialah, senyuman nya yang terlihat sangat tulus. Beliau selalu memberikan senyum hangat bagi setiap pembeli yang datang, sehingga pembeli merasa nyaman. Hal lain yang dirasa pantas untuk menggambarkan sosok beliau ialah dermawan . Karena, walaupun dengan penghasilan yang seadanya, bapak Herman mampu berbagi dengan orang lain yang kurang mampu dari beliau. Tidak jarang dirinya memberikan utang bahkan memberikan cilok secara cuma-cuma kepada orang yang kurang mampu.

Sikap sederhana, bekerja dengan penuh tanggung jawab, dan senyum ketulusan yang dimilikinya. Inilah yang membuatnya disegani oleh banyak orang. Hal tersebut pula yang patut dicontoh oleh setiap orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun