Cara dakwah yang dilakukan sunan katong ini sesuai dengan apa yang dilakukan para penyebar ajaran Islam di Jawa lainnya, contohnya seperti Sunan Kalijaga dengan suluk lir-ilir dan susluk-suluknya yang lain, Sunan Bonang, Sunan Gunung jati dan ulama-ulama lainnya.Hal ini di lakukan para ulama penyebar ajaran Islam tanah Jawa dikarenakan diperlukan strategi berupa pembauran antara cara dkwah dengan kebudayaan orang-orang jawa yang sangat kental dan melekat pada jiwa orang-orang jawa.
Setelah berhasil mengembangkan syiar agama Islam, Sunan Katong mengembangkan wilayah dakwahnya ke bagian barat yang masyarakatnya beragama Hindu dan Budha. Ketoka di barat, beliau bertemu dengan Empu Pakuwojo yang dulunya merupakan petinggi kerajaan Majapahit. (Mufid 2016)
Empu Pakuwojo merupakan seorang ahli membuat pusaka. Beliau adalah seorang adipati Majapahit yang pusat pemerintahannya di Kaliwungu, Kendal. Untuk meng-Islamkan atau menyerukan kepadanya supaya memeluk agama Islam, tidaklah mudah sebagaimana meng-Islamkan masyarakat biasa lainnya yang cukup dengan akhlakul karimah. (Rochani 2011)
Mengingat orang yang didakwahi memiliki ilmu kesaktian dan pengaruh yang cukup besar kepada rakyatnya, sangat penting untuk Sunan Katong untuk meluluhkan hatinya untuk memeluk sebuah ajaran kebenaran. Bagaimanapun juga rakyat bawahan Empu Pakuwojo akan tunduk dan ikut terhadap agama dari pemimpinnya. Akhirnya sunan katongpun menghampiri empu pakuwojo dan mengajaknya untuk masuk Islam. Namun Empu Pakuwojo menolaknya, beliau meminta Sunan Katong untuk adu kesaktian dengannya dan apabila beliau kalah maka beliau bersedia untuk memeluk aga Islam dan menjadi pengikut Sunan Katong. (Rochani 2011)
Adu kesaktian itu berlangsung sangat lama dan empu pakuwojo tidak pernah memenangkan pertandingan ini. Pada akhirnya empu pakuwojo dapat di kalahkan. Beliau kemudian menepati janjinya untuk memeluk agama Islam serta mau menjadi pengikut atau murid dari Sunan Katong. (Rochani 2011)
Melihat dari cerita di atas, usaha Sunan Katong tidak main-main dalam misinya untuk menyebarkan agamaIslam di Kendal khususnya di Kaliwungu. Beliau rela mengorbankan jiwa dan raganya dengan penuh demi untuk menyebar agama kebenaran ini.
Hasil atas usahanya yang besar, pada akhirnya ia mampu dan berhasil megislamkan petinggi di sana yakni Empu Pakuwojo . Selain itu dampak dari kiprahnya itu telah membawa Kaliwungu saat ini menyandang sebagai kota Santri, kota yang penuh dengan pembelajar agama, kota yang banyak pondok pesantren. Ini menunjukkan bahwa Sunan Katong mampu membuat masyarakat Kaliwungu tetap  berpegan teguh kepada ajaran Islam walaupun setelah kewafatannya.
Sebagai generasi saat ini, selayaknya kita harus menghormati dan berterimakasih atas perjuangan-perjuangan ulama terdahulu yang telah mengorbankan jiwa raganya serta gigih berdakwah demi umat manusia. Jangan biarkan usaha mereka sia-sia. Lanjutkan perjuangan mereka atau hargai uasaha mereka dengan terus menimba ilmu agama sampai akir hayat. Tidak aka nada kerugian bagi siapapun yang gigih menimba ilmu, apalagi ilmu agama, ilmu yang penting kita pelajari karena tujuan hidup manusia semata-mata hanya untuk beribadah kepada Tuhannya. Dan untuk beribadah serta mendekatkan diri kepada Sang Pencipta kita perlu ilmu agama. Pernyataan ini sesuai dengan Q.S. al-Baqarah ayat 5 :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H