Mohon tunggu...
Eka putri Septiyawati
Eka putri Septiyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orang Tua Berilmu, Pentingkah?

8 September 2024   20:57 Diperbarui: 8 September 2024   21:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerap kali kita mendengar banyak sekali problematika-problematika antara orang tua dan anak. Orang tua yang kurang berilmu atau anak yang durhaka?

"Al Ummu Madrasatul Ula, Iza A'adadtaha Al'dadta Sya'ban Thayyibal A'raq," Hafiz Ibrahim seorang penyair ternama mengungkapkan bahwa ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya. Jauh sebelum abad ke-21 dimana istilah Ilmu Parenting masyhur, sudah ditekankan mengenai pentingnya peran orang tua dalam tumbuh kembang seorang anak terutama ibu. Yang mana hal ini menunjukkan bahwa Ilmu Parenting memang sangat penting bagi tiap-tiap individu. Ilmu Parenting sendiri berarti ilmu tentang mengasuh, membimbing, serta mendidik anak dengan cara baik dan benar. Penentuan dengan karakter yang bagaimana seorang anak tumbuh ditentukan dengan bagimana pola asuh kedua orang tuanya.

Bagaimana karakter seorang anak bisa silihat dari bagaimana pola asuh kedua orang tuanya. Akan terlihat dengan jelas perbedaan orang tua yang menerapkan Ilmu Parenting dengan yang tidak menerapkan. Ada beberapa perbuatan yang kerap dilakukan orang tua yang memilki dampak negatif kepada seorang anak, diantaranya yaitu:

  • Tidak membiarkan anak menentukan pilihan sejak kecil dapat memiliki beberapa dampak negatif terhadap perkembangan pribadi dan emosional mereka, antara lain:
  • Kurangnya Kemandirian: Anak yang tidak diberikan kesempatan untuk membuat pilihan sendiri mungkin tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri, bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan bahkan dalam hal-hal sepele.
  • Minimnya Kemampuan Pengambilan Keputusan: Tanpa pengalaman membuat keputusan, anak tidak akan terlatih dalam mengevaluasi pilihan dan konsekuensinya, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan dewasa.
  • Risiko Pembangkangan atau Pemberontakan: Anak yang merasa tidak pernah didengar atau dihargai pendapatnya bisa menjadi pemberontak atau melakukan tindakan pembangkangan sebagai cara untuk mendapatkan kontrol atas hidup mereka.
  • Kurangnya Kemampuan Bertanggung Jawab: Membuat pilihan sendiri juga mengajarkan anak untuk bertanggung jawab atas hasil dari pilihan tersebut. Tanpa kesempatan ini, anak mungkin tidak belajar untuk bertanggung jawab atau memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
  • Merasa Tabu memberikan pendidikan atau enggan memberikan pendidikan seks pada anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif, baik pada perkembangan anak maupun dalam kehidupan mereka di masa depan. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain:
  • Kurangnya Pengetahuan Tentang Tubuh dan Kesehatan Seksual: Tanpa pendidikan seks yang memadai, anak mungkin tidak memahami fungsi tubuh mereka sendiri, termasuk aspek kesehatan seksual dan reproduksi, yang dapat menyebabkan kebingungan atau informasi yang salah.
  • Meningkatnya Risiko Kekerasan dan Pelecehan Seksual: Anak yang tidak diajarkan tentang batasan tubuh dan hak atas tubuh mereka lebih rentan menjadi korban pelecehan atau kekerasan seksual karena mereka tidak tahu bagaimana cara melindungi diri atau mengenali situasi berbahay
  • Risiko Kehamilan Remaja dan Infeksi Menular Seksual (IMS): Kurangnya pemahaman tentang hubungan seks yang aman dan penggunaan alat kontrasepsi meningkatkan risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual di kalangan remaja.

Sedangkan orang tua yang menerapkan Ilmu Parenting dengan baik akan membentuk karakter yang positif dan kuat pada anak, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana, diantaranya yaitu:

  • Memberikan Kasih Sayang dan Dukungan Emosional
  • Anak akan merasa dicintai, dihargai, dan aman secara emosional. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, mengurangi kecemasan, serta membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
  • Mendorong Kemandirian dan Pengambilan Keputusan
  • Anak yang diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan sesuai usianya akan berkembang menjadi lebih mandiri, percaya diri, dan memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.
  • Memberikan Contoh yang Baik (Role Modeling)
  • Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Dengan melihat orang tua yang berperilaku baik, seperti sopan, disiplin, dan penuh tanggung jawab, anak akan meniru perilaku positif tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Sudah jelas, bukan, perbedaan yang dapat terjadi jika kita menerapkan ilmu parenting dalam pola asuh anak? Karakter anak adalah tanggung jawab orang tua, dan membentuk karakter yang baik tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan. Oleh karena itu, orang tua wajib memiliki bekal ilmu yang memadai sebelum mereka menjalani peran tersebut---bekal yang kita sebut sebagai ilmu parenting. Jangan sampai, hanya karena ketidaktahuan, kita malah merusak masa depan anak-anak kita sendiri. Jadi, apakah kita benar-benar siap menjadi orang tua tanpa memahami bagaimana caranya mendidik mereka dengan benar? Atau kita ingin mengandalkan "coba-coba" dalam membesarkan anak, seolah-olah mereka adalah eksperimen hidup yang bisa kita ulang jika gagal? Ingat, anak-anak bukanlah ajang untuk bereksperimen; mereka membutuhkan bimbingan yang penuh tanggung jawab dan didasarkan pada pengetahuan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun