Model Simultan Penentuan Toleransi Komponen Produk Rakitan
dan Pabrik dalam Kolaborasi Manufaktur Make-to-Order
M. Imron Mustajib 1
Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 2, Desember 2010, 109-118
ISSN 1411-2485
Ada beberapa dimensi strategi kompetitif bagi perusahaan manufaktur untuk memenangkan persaingan bisnis dalam lingkungan yang dinamis yaitu: kualitas, ongkos yang rendah, dan penyerahan order yang tepat waktu (delivery time). Namun strategi tersebut tidak selalu konvergen, karena upaya untuk memenuhi kualitas sering kali berpengaruh pada kenaikan ongkos produksi dan penambahan lead time yang berdampak jadwal pengiriman (delivery time). Rekayasa kualitas menggunakan robust design untuk memperbaiki kualitas produk dengan mereduksi efek variabilitas. Penentuan toleransi merupakan isu kritis dalam tahap desain dan tahap manufaktur, dimana penentuan toleransi mempengaruhi desain produk dan desain proses karena toleransi adalah ”jembatan” antara product requirement dan ongkos manufaktur. Penentuan toleransi pada tahap desain lebih difokuskan pada upaya memenuhi persyaratan fungsional dengan nilai toleransi yang seketat mungkin, sehingga kurang mempertimbangkan kapabilitas proses manufaktur. Sedangkan pada tahap perencanaan proses lebih difokuskan pada kemudahan dalam melakukan proses manufaktur, sehingga pada tahap ini dikehendaki alokasi toleransi yang selonggar mungkin.
Terdapat beberapa kekurangan yang ditimbulkan jika penentuan toleransi dilakukan secara skuensial pada tahap desain produk dan tahap perencanaan proses, antara lain :
1)Tidak ada hubungan yang jelas antara toleransi produk dengan toleransi permesinan,perencanaan proses terbatas sehingga tidak memiliki tinjuan produk setelah dirakit.
2)Menyita banyak waktu karena akan ada pekerjaan yang berulang karena proses recheck toleransi antara bagian perancang desain produk dan perencana proses.
3)Memperpanjang lead time
4)Penentuan toleransi secara skuensial (konvensional) dapat menyebabkan beberapa masalah pada kerjasama, kesinambungan, dan konsistensi pada dua tahap yang terpisah.
Akibatnya rework dan redesain tidak dapat dihindari. Dengan demikian, rentang toleransi yang ditetapkan akan menentukan besarnya ongkos rework Rachmat, sehingga total ongkos merupakan fungsi toleransi. Pernyataan - pernyataan tersebut memperlihatkan kesamaan konsep bahwa penentuan toleransi tidak hanya berdampak pada performansi produk dan kemudahan proses, tetapi juga berdampak pada ongkos kualitas
Dirangkum oleh : Eka Puji Astuti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H