Mohon tunggu...
Eka Priyasta
Eka Priyasta Mohon Tunggu... profesional -

I’m a mom to Aifasmi Hawanti and Irtaqiy Qurnuansya the light of my life. I am a wife to a man Dwidharma Priyasta, who works too hard and loves with all his heart. We love life, we love Allah SWT, we love our families and this is were you will read all about those adventures. I’m lover of my jobs, music, art and all things beautiful. I have learned to lean on family, friends and the higher power to get me to the beautiful life. And this is me, this is who I am! Enjoy :) http://ekapriyasta.blogspot.com/ http://ekapriyasta.wordpress.com/2011/11/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pasangan Beda Usia Ten Years and More, So What???

15 November 2011   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:38 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada anggapan jodoh itu di tangan Tuhan. Tapi, sebenarnya orang selalu berusaha mencari yang "terbaik" bagi dirinya dan juga lingkungannya. Ketika cinta datang memanggil bukan tak mungkin saya akan hinggap pada siapa saja, bahkan kepada pria yang jauh lebih tua sekali pun. Jadi inget lagunya “White Lion - Till the death do us apart”


All thru your life
Ill be by your side
Till death do us part
I’ll be your friend
My love will never end
Till death do us part



Waktu saya masih kuliah dulu, saya sering menjumpai di mal-mal, sepasang suami-istri, di mana sang suami jauh lebih tua dibanding istrinya yang masih terlihat cantik dan muda. Dan apa yang terbesit di pikiran saya??? Pasti wanita ini pencari harta karun, hahahaha..... Hmmm... dan ternyata saat ini saya mengalaminya, saya dan suami saya beda 13 tahun. Banyak faktor kala itu saya memilih pasangan yang berusia jauh lebih tua sebagai pasangan hidup. Jatuh cinta tidak pernah salah. Dalam diri seseorang itu ada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Yang harus dipikirkan adalah layak atau tidak cinta saya jatuhkan di situ. Benarkah saya mencintainya, atau ada embel-embel lain, seperti status sosial, status ekonomi, dll. yang sifatnya fisik, bukan batiniah?
Father figure, saya merasa bahwa tipe suami saya seperti lelaki sempurna yang dapat dijadikan pasangan hidup. Sifat ngemong, dewasa, dan mampu menjadi panutan bagi bagi saya. Selain itu faktor kemapanan financial, jujur.. “Siapa sih yang ingin kehidupannya susah?” Pria yang jauh lebih tua sudah pasti memiliki kemapanan finansial.
Beda usia kadang membuat pandangan tentang hidup menjadi berbeda pula Awalnya memang sulit menyatukan visi kehidupan yang terasa jauh berbeda dengan pemikiran suami. Secara perlahan, kami saling berbagi, saling memahami, saling menghargai, saling menjaga kepercayaan dan selaraskan pikiran.
Intinya, Jangan pernah ragu untuk terus belajar memahami dan mengenal karakter pasangan agar semuanya dapat menjadi seimbang. Dengan berpegang pada komitmen dan menghormati apa yang telah kita jalani bersama, hubungan pasti akan berjalan mulus. Bersyukur dan terus bersyukur atas apa yang telah di raih selama ini. Dengan demikian perbedaan usia justru akan menjadi sesuatu yang sangat indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun