Mohon tunggu...
ekapratiwi
ekapratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa jurusan filsafat yang suka menulis berbagai hal, di sini saya ingin berbagi dengan para pembaca tentang apa yang saya ketahui atau saya fikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena LGBT, Momok Menakutkan Bagi Generasi Muda Beragama

20 November 2024   13:32 Diperbarui: 20 November 2024   15:23 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster, sumber:pribadi

LGBT merupakan singaktan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Istilah ini merupakan sebutan untuk mereka yang memiliki orientasi seksual atau idetitas gender yang berbeda dari mayoritas heteroseksual dan cisgender. Ini adalah penjelasan singkat masing-masing komponen dalam LGBT:

  • Lesbian, wanita yang memiliki ketertarikan romantic atau seksual kepada wanita lain.
  • Gay, pria yang memiliki ketertarikan romantic atau seksual kepada pria lain.
  • Biseksual, seorang pria/wanita yag memiliki keterterikan romantic atau seksual kepada lebih dari satu jenis kelamin.
  • Transgender, seorang pria yang berpenampilan dan menganggap dirinya sebagai wanita, atau wanita yang berpenampilan dan menganggap dirinya sebagai pria.

Tentu LGBT pastinya memiliki penyebab sehingga seseorang mengalami kelainan orientasi seksual, dan ini beberapa fakor yang paling sering menjadi penyebabnya:

  • Lingkungan dan social media, mereka yang homoseksual atau biseksual biasanya terpengaruhi oleh pergaulan yang mereka jalani, Bisa jadi karna melihat teman, atau bahkan keluarga yang termasuk dalam golongan LGBT. Atau yang paling sering terpengaruh dari social media yang mana social media menjadi momok menakutkan untuk siapa saja yang tidak bijak menggunakanya, mereka yang termasuk kaum LGBT sekarang ini bisa sangat terang-terangan dan bangga menyatakan mereka LGBT, bahkan tak malu menampilkan kemesraan mereka bersama pasangan sesama jenisnya di sosial media, parahnya justru banyak orang yang mensupport mereka dan membuat mereka semakin merajalela.

  • Tontonan yang mudah diakses, saat ini banyak sekali tontonan-tontonan yang terang-terangan mengandung unsur LGBT bahkan beberapa flim berasal dari Indonesia. Sebenarnya beberapa sinetron dulu juga ada yang mengansur  LGBT  namun bedanya dulu diangga sebagai pembelajaran agar tidak terjerumus kedalam hal yang tidak baik, namun saat ini justru dijadikan contoh terutama generasi muda atau anak-anak sekolah yang belum bisa berfikir dewasa, dan mulai menormalisasikan hal tersebut.

  • Genetik, studi kembar identic yang menunjukan bahwa jika salah satu dari kembar identic adalah gay, kemungkinan kembaranya adalah gay lebih tinggi dibadingkan dengan kembar fraternal atau saudara kandung. Ini menunjukan adanya komponen genetic dalam orientasi seksual. Varian genetik yang mungkin terkait dengan orientasi seksual, namun hal ini tidak secara langsung menyebabkan seorang menjadi gay atau lesbian, melinkan mungkin mempengaruhi perkembanngan otak atau perilaku yang terkait dengan orientasi seksual. Kromosom seorang pria normal adalah XY dan wanita XX. Namun, di kehdiupan nyata bisa ditemukan kelebihan bahwa seorang pria memiliki kromosom XXY dan juga sebalikya, kelebihan kromosom ini bisa menyebabkan seseorang berprilaku tidak seperti gender aslinya.

  • Hormone,  beberapa teori mengatakan bahwa paparan hormone tertentu selama perkembangan otak dan dengan demikian mempengaruhi orientasi seksual dikemudian hari. Ketidak seimbangan hormone pada individu dengan orientasi seksual minoritas, namun temuannya masih belum konsisten.

  • Trauma masalalu, seorang yang pernah mengalami kekerasan seksual atau nonseksual verbal atau nonverbal  bisa menjadi faktor seseorang menjadi LGBT. Sebagai contohnya, seorang anak perempuan yang mendapatkan perlakuan kasar dari ayah atau saudra laki-laki akan berfikir untuk membenci lawan jensinya, alhasil dia memilih hidup sebagai LGBT karena pengalaman hidup yang buruk. Itu juga dapat berlaku bagi laki-laki dan bukan hanya dari keluarga bisa saja trauma tersebut datang dari pasangan mereka.

Prilaku LGBT tentu saja juga memiliki bahaya bagi seseorang, dan bebebrapa diantaranya adalah:

  • Kanker anal dan dubur, para gay yang melakukan hubungan seksual pastinya memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal.
  • Penularan penyakit seperti HIV/AIDS, akibat dari gaya  hidup seks bebas dengan banyak orang.
  • Dampak pendidikan, LGBT juga memengaruhi pendidikan seseorang, faktanya banyak dari mereka putus sekolah karena faktor pembullyan dan lainnya.
  • Dampak keamanan, LGBT menjadi salah satu penyeba terjadinya pelecehan seksual dimana-mana. Bahkan banyak kasus yang melibatkan anak-anak.

LGBT tentu merupakan hal yang melanggar norma agama dan Negara Indonesia karna di Indonesia sendiri juga sangat menjujung ketuhanan yang maha esa, terutama dalam agama islam sendiri sangat melarang keras LGBT bahkan LGBT sendiri merupakan perbuatan dosa besar yang sangat tercela. Agama alin seperti katolik juga melarang adanya homoseksual atau hubungan sesame jenis. Jadi perlu sekali kita tau bagaimana cara mecegah saudara-saudara, orang-orang terdekat, atau bahkan diri sendiri tidak terjerumus kedalam kaum LGBT, ini lah usaha-usaha untuk mencegah LGBT semakin tersebar:

  • Menjaga pergaulan, orang tua penting sekali memantau pergaulan anaknya terutama jika masih usia sekolah, tontonan juga sangat penting untuk mempengaruhi daya fikir seeorang.
  • Pentingnya mendapatkan ilmu dasar tetang seks termasuk LGBT agar tidak semakin banyak orang yang salah jalan.
  • Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai LGBT, sebagai bangsa yang beragama tentu pentingnya pebelajaran agama agar terhindar dari penyimpangan agama.

Dari semua paparan diatas tentu diharapkan akan banyak orang yang sadar bahwa LGBT adalah hal yang salah, dan dapat mencegah penyebaran LGBT terutama di Indonesia. LGBT merupakan masalah kejiwaan yang perlu ditangani oleh semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun