Hidrologi di Mimika merupakan sebuah sistem yang terdiri dari air, tanah, dan vegetasi yang saling berinteraksi untuk menciptakan sumber daya air di wilayah tersebut. Hidrologi di daerah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, iklim, pola curah hujan, dan aktivitas manusia. Kondisi hidrologi yang kompleks ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat, pertanian, dan industri di Mimika.
Topografi wilayah Mimika yang sebagian besar merupakan pegunungan, mempengaruhi pola aliran air di wilayah tersebut. Beberapa sungai utama di Mimika, seperti Sungai Mimika, Sungai Mapi, dan Sungai Ewer, mengalir dari pegunungan ke dataran rendah. Selain itu, wilayah Mimika juga memiliki beberapa danau, seperti Danau Habbema dan Danau Paniai, yang merupakan sumber air penting di daerah tersebut.
Pola curah hujan yang bervariasi di wilayah Mimika juga mempengaruhi hidrologi di daerah tersebut. Pola curah hujan di Mimika umumnya terbagi menjadi dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan Oktober hingga Maret, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April hingga September. Pola curah hujan yang bervariasi ini mempengaruhi debit sungai dan ketersediaan air di daerah tersebut.
Pengelolaan sumber daya air di Mimika menjadi semakin penting mengingat peranan sumber daya air yang sangat vital bagi kehidupan manusia, pertanian, dan industri di daerah tersebut.
Berdasarkan pantauan Stasiun BMKG Timika, curah hujan yang terjadi di Mimika sangatlah tinggi. Jumlah hari hujan besar mampu turun pada setiap harinya. Hal ini dapat dilihat dari rentang waktu hari hujan yang ada pada tabel berikut:
Tingginya intensitas hujan pada Kabupaten Mimika mampu memberikan beberapa dampak di berbagai aspek, seperti bencana alam, kelembaban daerah, perindustrian, terganggunya perkembangan panen masyarakat, tingkat kesehatan, dan aktivitas masyarakat (sekolah dan bekerja). Data yang tertera pada tabel diatas sudah dapat memberikan gambaran dari kondisi akibat hujan yang sering terjadi.
Dalam hal ini, penulis memercayai bahwa jumlah hari hujan di Kab. Mimika selain karena topografi wilayahnya juga  dipengaruhi perubahan iklim yang ekstrim.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyrakat Kab. Mimika untuk melakukan mitigasi dalam menghadapin permasalahan ini. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan infrastruktur drainase supaya mengurangi risiko banjir, menambah pembangunan, mengalihkan tata guna lahan, melakukan perpiindahan dari daerah rawan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
