Mohon tunggu...
Eka Prasetya
Eka Prasetya Mohon Tunggu... wartawan -

Seorang yang baru belajar ngeblog. pernah bekerja di beberapa media cetak, online, dan elektronik. saat ini bekerja di harian lokal Radar Bali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Men Sarni

18 Oktober 2013   20:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:21 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kantuk yang menyerang semakin berat. Sarn memutuskan membeli segelas kopi hitam. Beruntung malam itu ia bisa mendapatkan kopinya tanpa harus membeli. Pedagang lainnya iba dan memberikan kepada Sarni, cuma-cuma. Dalam waktu singkat kopi itu ia minum habis.

Tapi kopi itu tidak berpengaruh apa-apa. Kantuk justru semakin menyerang Sarni. Matanya semakin berat. Batuknya pun semakin keras. Ia memutuskan beristirahat sejenak. "Barangkali tidur 30 menit saja sudah bisa membuat aku segar," katanya pada diri sendiri.

Sarni mengenakan jaketnya. Dagangannya ia biarkan begitu saja. Ia pun memejamkan mata sambil menyandarkan diri di pintu toko.

***

Hari beranjak subuh. Pedagang di pasar senggol, berganti menjadi pasar tumpah di pagi hari. Satu persatu pedagang di pasar senggol berkemas, meninggalkan lapak yang mereka tempati. Tapi Sarni masih terlelap. Pedagang lainnya tak ada yang tega membangunkan Sarni karena tidurnya yang teramat nyenyak.

Satu persatu pedagang di pasar tumpah mulai berdatangan. Namun lagi-lagi Sarni tak terusik dengan bisingnya suara pedagang yang menurunkan barang. Hingga akhirnya seorang pedagang yang memiliki lapak yang ditempati Sarni datang. Ia mencoba membangunkan Sarni.

"Me, Me, bangun Me. Sudah pagi. Sekarang gilirannya pasar tumpah," ujar pedagang itu. Mata Sarni masih terpejam.

"Me, bangun Me. Sudah pagi ini. Gilirannya pedagang pasar tumpah," kata pedagang tadi. Kali ini dengan nada gemas.

"Me, bangun Me," kata pedagang lagi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Sarni. "Me, bangun!". Tubuh Sarni terjatuh terlentang. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun