Mohon tunggu...
Eka Pramita
Eka Pramita Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan yang tengah merefleksikan keperempuanannya melalui berbagai hal. Penikmat kopi cappucino hangat sambil ngobrol-ngobrol ringan di warung kopi. Semoga saya bisa berbagi banyak hal tentang apa yang saya rasakan dan ragukan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pasca Pertandingan Penuh Drama Itu.....

30 Desember 2010   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pagi ini sembari menikmati sarapan gudeg di bilangan Jalan Kaliurang, sekilas saya membaca headline surat kabar KOMPAS yang secara visual menggambarkan selebrasi tim Malaysia, sementara salah satu punggawa Timnas Hamka Haz tertidur dan terkulai tak berdaya. Entah bagaimana rasanya disaksikan kurang lebih 95 pasang mata, kalau saya boleh membayangkan mungkin rasanya begitu sakit dan menyesakkan.

Jika menyaksikan kilas balik di babak penyisihan grup rasanya tak musykil bagi kita untuk meraih predikat kemenangan. Bayangkan saja, partai pertama kita berhasil mengalahkan telah skuad harimau Malaya dengan skor 5-1, kemudian kita juga tanpa ampun menggeprek Laos dengan skor 6-0, tak berhenti sampai disitu kita sukses merebut tikel semifinal setelah membungkam Thailand- meski dengan tendangan pinalti BP.

Lantas yang dianggap puncak oleh sebagian kalangan ketika Indonesia menembus final untuk keempat kalinya melawan Filiphina (yang sempat ditakuti karena banyaknya pemain naturalisasi. Ya kita melenggang dengan skor agregrat 2-0.

Namun, di tengah euphoria ‘kemenangan dini’ itu, di mana para pemain timnas kita mendadak berubah jadi selebriti, termasuk si Ketua PSSI, ya media banyak yang mengupas siapa mereka di belakang rumput.Justru sebaliknya membuat mereka tampak terlena dan terkesan santai menghadapi the realpertandingan. Belum lagi dengan politisasi yang sempat terjadi dan serangkaian agenda non-teknis yang cukup menyita.

Bukit Jalil menjadi saksi kekalahan telak 3-0 tanpa balas 1 gol pun ke gawang lawan. Diakui kipper Malaysia memang sangat jeli membaca arah kemana bola ditembakkan oleh para striker Timnas Indonesia. Belum lagi ditambah tubuh kekar M. Safee, yang merupaka striker terbaik Malaysia, wajar rasanya jika malam itu menjadi malam penuh kejutan bagi siapa pun yang menontonnya. Terlepas dari insiden laser yang sempat menghentikan pertandingan, yang jelas hal itu makin membuktikan bahwa awak timnas masih perlu diasah mentalnya agar bisa lebih fokus lagi pada pertandingan.

Publik Indonesia termasuk saya juga masih berharap jika ada miracle pada pertandingan terakhir di Stadion GBK Rabu 29 Desember 2010, ya seperti yang pernah Bepe tulis dalam website resminya Football is an unpredictable thing.. Some results will make you shock, but that’s the thing that makes it passionate, the mystery in it”. Dalam sepakbola memang semua bisa terjadi dan berubah.

Ajang paling mendebarkan pun tiba, awalnya saya enggan untuk nonton karena tak sanggup melihat permainan Timnas (sedikit lebay), namun passion saya yang penasaran akhirnya tak kuasa membuat saya duduk manis di depan televisi bahkan setengah jam sebelum pertandingan dimulai. Di awal babak pertama timnas melakukan good job dengan mengoyak pertahanan lawan yang penuh drama di depan mistar gawang. Sayang kiper Malaysia begitu jeli dan ampuh menangkap bola. Hadiah pinalti pun gagal diraih kapten timnas Firman Utina.

Sampai di babak kedua, Malaysia justru membuat hentakan dengan menyerang gawang timnas hanya dengan 1 orang, Safee yang berhasil mencetak gol. Tapi lagi-lagi bukan akhir dari segalanya masih ada waktu untuk memecahkan telur, dan kejutan itu berasal justru bukan dari striker yang selama ini jadi pembicaraan publik, Gonzales, tetapi dari gelandang, M. Nasuha lewat umpan Bustomi dan Ridwan dengan kaki kirinya.

Peluit panjang tanda pertandingan usai akhirnya ditiupkan juga, dengan lemas timnas menyingkir ke pinggir lapangan, sungguh berbalik dengan Malaysia yang begitu gembiranya meraih kemenangan pertama di ajang piala AFF. Entah karena apa saya pun tak melanjutkan menonton pada saat penyerahan medali dan piala, mungkin tak tega menyaksikan wajah-wajah mereka.

Sudahlah…show telah usai, pelajaran dari 3 pertandingan final sebelumnya jelas menunjukkan bahwa kita belum berbenah dengan serius, masih setengah hati, padahal si pelatih Timnas, sudah memberikan perubahan yang cukup signifikan dengan model didikan yang disiplin dan profesional. Dukungan dari pemangku kebijakan olahraga paling popular di Tanah Air ini belum menunjukkan kerja yang maksimal.

Sampai jumpa di pertandingan selanjutnya kawan, bagaimanapun dan apapun hasilnya, proses yang kalian lakukan sungguh membuat saya percaya, bahwa selalu ada asa untuk menjadikan Indonesia lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun