Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Pluralisme sebagai Aset Bangsa

26 Januari 2018   12:11 Diperbarui: 26 Januari 2018   12:18 3402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kemandegan tesebut maka kemudian lahirlah ide liberalism yang kemudian merekomendasikan adanya ruang kemerdekaan dalam memeluk agama. Secara tidak langsung kemudian dari leiberalisme tersebut memunculkan kelompok-kelompok agama dan pada akhirnya mengharuskan adanya pluralisme sebagai satu penghargaan terhadap pluralitas yang ada. 

Di sisi lain pluralisme bisa dikatakan sebagai etika global yang didasarkan pada penderitaan manusia akibat adanya kelesuan moral, sehingga dengan pluralisme tersebut akan tercapai kesejahteraan manusia dan lingkungannya.

Banyak yang pro dan kontra dengan konsep pluralisme agama di Indonesia ini.

Pro Pluralisme

Bagi yang pro pluralisme agama, keberagaman agama ini dianggap sebagai hal yang positif. Ini disebabkan karena keberagaman di Indonesia ini bisa menjadikan Indonesia sebagai contoh yang baik bagaimana kehidupan kerukunan antar agama, dan keberagaman agama di Indonesia memang berasal dari masa lalu yang tidak bisa dirubah. Selain itu bagi kelompok pro pluralisme ini mereka juga mengutamakan kesatuan dari NKRI.

Kontra Pluralisme

Bagi kelompok kontra pluralisme, pluralisme itu sendiri dianggap bisa mengancam kemurnian ajaran suatu agama. Ini disebabkan karena pada dasarnya setiap agama memiliki ajaran masing-masing. 

Dan ketakutan para kelompok kontra pluralisme ini adalah bahwa nantinya ajaran setiap agama akan saling bercampur baur dengan ajaran agama lain. Selain tu jika dilihat dari praktek dilapangan, sangat jelas bahwa pengaplikasian toleransi masih belum dapat dilaksanakan dengan baik. Kerukunan antar umat beragama bisa dibilang masih jauh dari yang diharapkan. 

Sebagai contoh adalah  ketakutan kritenisasi di daerah islam dan islamisasi di daerah kristen membuat setiap penganut agama akan sedikit menutup diri dari penganut agama.

 Saya juga melakukan wawancara mengenai pandangan pluralisme kepada salah satu public figure di Indonesia yang bernama Muhammad Irsyadillah (21) "menurut pandangan saya mengenai pluralisme yang ada di Indonesia, masyarakat Indonesia dijaman sekarang pikirannya makin tertutup. Seharusnya semakin modern masyarakat bisa berpikiran terbuka dan meninggikan rasa toleransi. 

Karena bisa dilihat sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi semakin banyak budaya yang masuk, apalagi ditambah dengan adanya globalisasi. Jadi menurut saya sikap toleransi itu sangat penting."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun