Salah satu bagian penting dari kegiatan Focus Group Discussion (FGD) adalah sesi brainstorming interaktif antara narasumber dan peserta, yang melibatkan sekitar 40 pelaku UMKM di Kecamatan Caringin. Diskusi ini menjadi forum terbuka bagi para pelaku usaha untuk menyampaikan permasalahan utama yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis mereka. Beberapa isu utama yang mencuat meliputi:
Penerapan Harga Pokok Produksi (HPP):
Banyak pelaku UMKM mengaku kesulitan dalam menghitung HPP yang akurat. Hal ini sering kali mengakibatkan mereka menetapkan harga jual yang tidak kompetitif atau justru merugi. Para narasumber memberikan panduan langkah-langkah praktis untuk menghitung HPP, termasuk:- Memperhitungkan semua biaya tetap dan variabel, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan biaya operasional.
- Memasukkan margin keuntungan yang realistis.
- Menggunakan alat bantu seperti spreadsheet sederhana atau aplikasi keuangan yang tersedia secara gratis.
Pengemasan Produk (Packaging):
Pengemasan yang menarik dan fungsional menjadi tantangan lain. Para pelaku UMKM sering kali hanya fokus pada kualitas produk tanpa memperhatikan tampilan kemasan, yang merupakan faktor penting dalam menarik perhatian konsumen. Dalam diskusi, para narasumber memberikan contoh-contoh kemasan yang:- Mencerminkan identitas produk dan nilai lokalitas.
- Menggunakan bahan yang ramah lingkungan tetapi tetap ekonomis.
- Dapat dioptimalkan untuk keperluan branding melalui desain logo, warna, dan label informatif.
Pemasaran Digital:
Banyak peserta menyadari pentingnya digitalisasi, tetapi merasa kewalahan untuk memulai. Beberapa kendala yang mereka hadapi mencakup kurangnya pemahaman tentang platform digital, keterbatasan waktu, dan biaya. Dalam diskusi, narasumber menjelaskan langkah-langkah sederhana yang dapat diambil, seperti:- Membuka akun media sosial untuk bisnis (Instagram, Facebook, atau TikTok) dan memanfaatkan fitur seperti marketplace atau live selling.
- Menggunakan aplikasi chat seperti WhatsApp Business untuk melayani pelanggan secara profesional.
- Bergabung dengan platform e-commerce seperti Shopee atau Tokopedia untuk memperluas jangkauan pasar.
- Menyusun konten promosi yang menarik dengan memanfaatkan alat gratis seperti Canva atau CapCut.
- Pengelolaan Produk Berkualitas
Pengelolaan produk berkualitas adalah langkah pertama yang harus diambil oleh UMKM untuk meningkatkan daya saing mereka. Hal ini meliputi pemilihan bahan baku yang baik, proses produksi yang efisien, serta pengendalian kualitas yang ketat. Dengan memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas tertentu, UMKM dapat membangun reputasi yang baik di pasar. Menurut penelitian oleh Kotler dan Keller (2016), kualitas produk merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
- Pemasaran Digital
Di era digital saat ini, pemasaran digital menjadi alat yang sangat efektif untuk menjangkau konsumen. UMKM perlu memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk mempromosikan produk mereka secara luas. Selain itu, penggunaan SEO (Search Engine Optimization) dan SEM (Search Engine Marketing) dapat membantu meningkatkan visibilitas online mereka. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi strategi pemasaran digital cenderung mengalami pertumbuhan penjualan yang lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak (Chaffey & Ellis-Chadwick, 2019).
- Â Pembiayaan Digital
Pembiayaan digital juga merupakan aspek penting dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan adanya berbagai platform fintech (financial technology), UMKM kini memiliki akses lebih mudah ke sumber pendanaan. Pembiayaan berbasis teknologi memungkinkan UMKM untuk mendapatkan modal tanpa harus melalui proses panjang yang biasanya ada di bank tradisional. Menurut laporan dari World Bank (2020), akses ke pembiayaan digital dapat meningkatkan kapasitas produksi dan inovasi bagi UMKM.
Acara berlangsung interaktif dengan sesi diskusi yang melibatkan peserta secara aktif. Para pelaku UMKM menyampaikan tantangan yang mereka hadapi dalam mengelola produk, memasarkan secara digital, dan mengakses pembiayaan. Para narasumber memberikan solusi yang aplikatif serta berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari berbagai wilayah.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi UMKM Kecamatan Caringin untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi mereka di pasar. Dengan pengetahuan yang diperoleh, para pelaku UMKM diharapkan dapat mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengembangkan usahanya.
Para pelaku UMKM juga didorong untuk berbagi pengalaman mereka, sehingga tercipta pertukaran ide yang produktif. Narasumber memberikan tanggapan dan solusi aplikatif berdasarkan kasus-kasus yang diutarakan peserta. Contohnya, salah satu pelaku UMKM mengeluhkan kesulitan menjangkau pasar di luar Kabupaten Bogor. Narasumber menyarankan untuk memanfaatkan iklan digital berbayar dengan anggaran kecil sebagai langkah awal untuk meningkatkan eksposur.
Sesi brainstorming ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga membangkitkan semangat peserta untuk segera mengimplementasikan ilmu yang didapat. Mereka diajak untuk memandang permasalahan sebagai peluang untuk belajar dan berinovasi.
Setelah acara selesai, para narasumber berkunjung ke tempat Bapak Putu, salah satu pelaku UMKM produsen boneka. Bapak Putu telah memulai bisnisnya sejak tahun 2006 hingga saat ini. Dalam kunjungan tersebut, beliau menyampaikan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi pelaku UMKM adalah kurangnya generasi penerus untuk melanjutkan usaha, yang menjadi penyebab utama banyaknya usaha UMKM yang tutup.