Mohon tunggu...
Eka Nurmawati
Eka Nurmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Buku Dompet Ayah Sepatu Ibu

2 Januari 2025   10:11 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Novel Dompet Ayah Sepatu Ibu (Sumber : Eka Nurmawati)

Buku Dompet Ayah Sepatu Ibu, merupakan buah tulisan dari penulis bernama Js. Khairen. Buku ini popupler sekali dan sudah banyak di baca bahkan sudah terbit berpuluh-puluh kali. 

Buku ini sangat erat makna akan sebuah perjuangan untuk meraih mimpi, buku ni berhasil menyentuh hati para pembaca dengan kisahnya yang dekat dengan kebanyakan orang.

Ceritanya berfokus pada kehidupan keluarga, persahabatan dan perjuangan meraih mimpi. Buku ini penuh dengan pesan positif tentang kehidupan dan perjuangan kisah Asrul dan Zeena yang gigih mengejar mimpi, dengan membaca buku ini pembaca akan termotivasi untuk tidak mudah menyerah. Karakter yang ada dalam buku inipun terasa nyata dan mudah di ingat, kita akan merasa terhubung ketika membacanya dan merasakan suka duka yang mereka alami.

Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah dimengerti, sehingga mudah dipahami  oleh siapa saja. pesan-pesan yang terkandung dalam buku ini sangat relate untuk semua orang, baik remaja maupun dewasa. Buku Dompet Ayah Sepatu Ibu adalah novel yang sangat inspiratif dan layak untuk dibaca, buku ini tidak hanya menghibur namun juga memberikan banyak pelajaran hidup yang berharga.

Saya ingin menyoroti salah satu kisah dalam novel ini tentang realitas sosial dimana kesenjangan ekonomi mempengaruhi akses terhadap pendidikan, karakter seperti Asrul dan Zeena yang berasal dari keluarga miskin, harus berjuang keras untuk dapat merasakan yang namanya pendidikan. 

Hal ini relate sekali bahwa orang miskin ketika ingin bermimpi meraih sesuatu seringkali dibatasi oleh keadaan ekonomi mereka. Mereka sadar bahwa untuk menggapai mimpi, dibutuhkan biaya yang besar, sementara sumber daya yang mereka miliki sangat terbatas.

Novel ini juga dapat digunakan sebagai kritik sosial  terhadap sistem pendidikan yang tidak merata, bagaimana kualitas pendidikan di pelosok negeri sudah tentu berbeda kualitas daripada pendidikan di kota-kota besar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun