Dan selesai berjama'ah subuh akhirnya aku dan teman-temanku mengantri mandi, sementara menunggu antrian aku pun menyempatkan untuk keluar pesantren untuk mencari udara pagi yang masih sejuk.
Tiba-tiba "Deg !!! Jantungku rasanya berdegup sangat hebat, aku melihat seorang laki-laki yang membuka gerbang ponpes putri, dengan membawa peralatan untuk memperbaiki pipa air di pesantren putri.Â
Ternyata Dia adalah laki-laki yang selama ini yang muncul di fikiranku.
Selama ini aku hanya melihat dia dari kejauhan itupun aku tidak pernah memandang lebih dalam karena malu dan takut dosa karena melihat laki-laki yang bukan mahrom.
Namun kali ini aku melihatnya dengan jelas, " Astaghfirullah, nggk boleh lihat, inget dosa nad" ucapku dalam hati sambil ku tampar-tampar sendiri pipiku.
" Permisi neng,saya Ilham,mau nanya saya di tugasin kyai buat benerin pipa saluran air yang rusak di ponpes putri, kira-kira tempatnya dimana ya??"
"Emm,emm iya Kang yang rusak di bagian belakang, Kang Ilham bisa lewat samping saja kalau mau kesana" ( ucapku terbata-bata karena kaget dia mengajakku berbicara).
" Oh iya neng terima kasih, permisi", sambil tersenyum meninggalkan aku yang masih tercengang karena Deg-degam campur salah tingkah.
" Masya Allah,,ternyata Laki-laki itu bernama Ilham,akhirnya aku tahu namanya sekarang" gumamku pada diriku sendiri.
Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan dengan perasaan senang dan Akupun menceritakan itu pada teman-temanku.
Kawasan Ponpes Putra dengan Ponpes putri memang tidak terlalu jauh, namun aku tidak sering melihat Ilham di Pesantren, Dia juga bukan Ustadz di pesantren ternyata setelah aku cari-cari tahu ternyata Ilham memang dulunya santri di Pesantren, Namun setelah Ayahnya meninggal Dia memilih pulang ke rumah untuk bekerja menggantikan Ayahnya.