Akademisi Universitas Lampung tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unila 2024, diketuai oleh Rahayu Sulistiowati, S.Sos., M.Si (Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila), lalu dengan anggota yang terdiri dari Ita Prihantika, S.Sos., M.A (Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila), dan Puspita Yuliandari, S.T.P., M.Si (Dosen Teknologi Hasil Pertanian FP Unila), serta dibantu oleh Hendra Setiwan (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara), Gagaspana Pujanguti (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis), dan M. Farhan Ramadhan (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis).
Tim PKM Unila 2024 melakukan pelatihan pengolahan sampah organik menjadi Eco-Enzym dalam menginisiasi pencegahan perubahan iklim di Kelurahan Pringsewu Barat. Salah satu upaya mencegah perubahan iklim bisa dilakukan dengan menciptakan Green Community yang memiliki kemampuan untuk mengolah sampah disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Rahayu Sulistiowati ketua Tim PKM menyampaikan “di Kelurahan Pringsewu Barat sebenarnya terdapat Tempat Pengolahan Sampah Terpadu-Reduce Reuse Rcycle (TPST 3R) yang beroperasi, tetapi tidak semua warga desa memiliki peran aktif dalam kegiatannya. Inisiasi dan pelatihan pembuatan Eco-Enzym bertujuan untuk meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan peran aktif warga desa sebagai bentuk pasrtisipasi mereka dalam membantu TPST 3R mengolah sampah organik yang dihasilkan dari masing-masing rumah tangga, sekaligus menjadi upaya pemberdayaan masyarakat dan pencegahan perubahan iklim yang bisa dilakukan.’’
Pada Jum’at, 23 Agustus 2024, kegiatan PKM Unila dilaksanakan melalui pelatihan pembuatan Eco-enzym di RT 03 RW 06 Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 40 orang warga desa. Selain itu, dihadiri juga oleh Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah (KOMPAS) dari berbagai desa seperti Kompas Wonodadi Gadingrejo, Kompas Sumber Agung Ambarawa, Kompas Mandiri Pekon Fajaragung, Kompas Resik, Bank Sampah Kita Peduli, dan Bank Sampah Sinar Pringsewu Barat.
Peserta diberikan materi dan diajarkan untuk praktik langsung membuat Eco-Enzym. Praktik membuat Eco-Enzym memanfaatkan sampah organik hasil limbah rumah tangga warga desa Kelurahan Prinsewu Barat sebagai bahan utamanya seperti limbah buah dan sayur. “Saya sangat senang karena warga desa sangat antusias dalam praktik membuat Eco-Enzym. Peserta juga aktif mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab mengenai materi Eco-Enzym yang saya sampaikan. Saya harap kegiatan ini memperluas wawasan warga desa terkait Eco-Enzym dan memberikan manfaat yang baik untuk bisa memberdayakan warga desa dalam mengolah sampah di lingkungan sekitar mereka.” kata Puspita Yuliandari pemateri kegiatan pelatihan dari PKM Unila.
Praktik membuat Eco-Enzym dilakukan oleh 2 kelompok ibu-ibu dan 1 kelompok bapak-bapak peserta pelatihan. Hasil praktik pembuatan Eco-Enzym diperoleh 3 wadah masing-masing berisi sebanyak 4 liter cairan Eco-Enzym yang selanjutnya akan difermentasikan. Cairan Eco-Enzym yang nanti berhasil difermentasi bisa dimanfaatkan warga desa sebagai pupuk organik, pestisida alami, bahan pembersih, bahan perawatan kesehatan, dan bahan pengolah limbah lanjutan.
Melihat antusias warga desa dan hasil dari kegiatan pelatihan yang dilakukaan, ketua pengurus TPST 3R Bapak Lukman menyampaikan terimakasih kepada Tim PKM Unila “Terimakasih Tim PKM Unila khususnya segenap Ibu dosen dan mahasiswa yang terlibat. Terimaksih atas ilmu yang telah disampaikan semoga ini memperluas dan memperdalam pengetahuan warga desa mengenai konsep green community dengan pengolahan sampah, khususnya terkait pembuatan Eco-Enzym.” Selain itu, sebagai upaya menjaga keberlanjutan semangat dan partisipasi warga desa setelah adanya kegiatan pelatihan ini, untuk kedepannya akan diadakan lomba membuat Eco-Enzym. “Rencananya nanti akan saya buatkan lomba membuat Eco-Enzym antar RT di Kelurahan Pringsewu Barat ini, supaya apa yang sudah disampaikan dari Tim PKM Unila dilakukan secara berkelanjutan dan terus menjadi komitmen warga desa dalam mengolah sampah di lingkungan tempat tinggal mereka.” Ujar Bapak Lukman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H