Pelajar SMA kelas 11 dan 12 memang merupakan saat-saat yang membingungkan. Selain memikirkan berbagai macam tugas dan ujian, kalian juga juga harus bisa memilih serta menentukan apa jurusan yang akan dimasuki nantinya. Ya, saya juga dulu seperti itu ditambah covid-19 yang sedang merajalela di negeri ini. Alhasil pelajaran di sekolah sangat susah untuk masuk dan dimengerti oleh otak.Â
Ngomong-ngomong tentang jurusan kuliah, apakah dari kalian pernah terpikir untuk masuk ke jurusan TI? Sudahkah itu menjadi keputusan akhir kalian? Memang jurusan Teknik Informatika (TI) mulai beberapa tahun ke belakang masuk ke dalam jurusan kategori Saintek yang paling banyak diminati. Fakta ini didukung dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga jurusan TI pun menjadi incaran bagi sebagian besar orang. Hal itu karena stigma yang beredar di masyarakat bahwa "kuliah jurusan TI mudah dapat kerja". Padahal nyatanya, lapangan pekerjaan yang ada tidak dapat menampung semua lulusan dari seluruh universitas di Indonesia belum lagi mereka yang kuliah di luar negeri.
Selain itu, jurusan TI juga terkenal menjadi salah satu jurusan tersulit. Benar gak nih? Menurut saya benar, meskipun setiap jurusan memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Jadi, gimana masih mau masuk jurusan TI? Sebelum memutuskannya, saya ingin menceritakan dulu pengalaman saya sebagai mahasiswa TI selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Semoga bisa membantu kalian dalam memutuskan apakah mau masuk Ti atau tidak.
1. Kuliah TI ngoding terus!
Nah ini  100% benar, karena masuk ke dalam ranah teknologi jadi ngoding sudah menjadi hal yang lumrah. Jujur saya juga awalnya kaget karena bukan dari jurusan SMK berbasis pemograman, saya hanya lulusan SMA. Dulu saya masuk TI karena suka dengan mata pelajaran matematika dari SD, meskipun ngoding memang butuh juga pengetahuan dasar matematika. Namun, menjadi tantangan tersendiri bagi saya ketika pertama kali ngoding menggunakan bahasa Java. Pokoknya ketika kalian masuk TI, hampir setiap mata kuliah ada aja ngodingnya.Â
2. Belajar semua rumpun ilmu TI
Dalam jurusan TI dihampir seluruh universitas di Indonesia belajar semua rumpun ilmu, mulai dari web, mobile, game, artificial intelligence, data mining, dan masih banyak lagi. Mungkin agar semua mahasiswa tau mana yang menjadi minat mereka sehingga mereka bisa fokus kesana. Oleh karena itu, di universitas yang saya masuki mulai semester 6 terdapat kuliah peminatan berdasarkan bidang keilmuan yang difokuskan.
3. Hanya diajari dasarnya saja
Salah satu hal penyesuaian yang paling susah dari siswa ke mahasiswa adalah kita dituntut untuk belajar sendiri. Padahal menurut saya, meskipun belajar sendiri kita juga butuh mentor untuk mengarahkan kemana arah kita selanjutnya, apa yang harus dipejari selanjutnya, bagaimana, dan dimana mencarinya. Nah kuliah TI juga begitu, dosen hanya mengajar dasarnya saja, belum lagi yang diajarkan sudah berbeda dengan zaman ini dimana teknologi berkembang dengan begitu pesat. Jadi, jalan satu-satunya harus mengeksplor diri sendiri.
4. Kantung mata yang kian menghitam
Gak semuanya sih, hanya sebagian saja. Itu tergantung manajemen waktu dari masing-masing orang dan waktu fokus seseorang. Ada orang yang fokus di malam hari, ada juga sebaliknya yang fokus di pagi hari. Namun, waktu menjelang ujian akhir semester dimana projek-projek kian menumpuk bagaikan tumpukan kertas di gudang. Ya itulah saat-saatnya kami, mahasiswa TI memiliki kantung mata yang begitu hitam karena saking seringnya begadang. Jadi, jangan kaget ya!
5. Banyak Projek dengan waktu pengumpulan yang mepet
Nah seperti disinggung sebelumnya, sebagai mahasiswa TI, projek adalah hal yang paling ditakutkan apalagi ditambah waktu pengumpulannya yang mepet sekali. Biasanya projek ini dikerjakan secara individu atau kelompok. Apabila tugasnya kelompok kalau saya boleh saran, pilihlah teman yang semuanya bekerja ya karena kalau tidak kalian akan kesulitan sendiri.Â
6. Belajar banyak bahasa pemograman
Karena dalam TI belajar semua rumpun ilmu yang setiap rumpun memiliki bahasa pemrograman berbeda, jadi kami juga harus mempelajari semua bahasa pemrograman itu. Tapi tenang aja, jika kalian tau bagaimana algoritmanya, lalu logic nya seperti apa insyaAllah kalian juga bisa lebih mudah belajar atau ngoding di bahasa pemrograman lain. Intinya ketahui algoritmanya!
7. Lebih banyak laki-laki dibanding perempuan
Ini menjadi salah satu hal challenging sih bagi saya sendiri. Bayangkan saja, saya pernah berada di satu kelas yang semuanya berisi kaum adam (laki-laki), hanya 2 orang saja perempuan, saya dan teman saya. Wah, ini nih pengalaman yang tidak dapat terlupakan apalagi mata kuliahnya Sistem Komputer yang berkaitan tentang hardware dan sejenisnya. Sungguh saya ingin menyerah saja! Nah ada lagi di kelas struktur data, jujur saat itu saya hanya bisa bengong melihat kode saya yang merah semua.