Pernahkah kamu berpikir bahwa Indonesia akan seperti negara maju, seperti China atau Jepang? Mungkin itu akan terjadi. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia akan mengalami bonus demografi tahun 2045. Pada tahun itu, sebanyak 70% penduduk Indonesia berusia produktif (15-46 tahun) atau sebanyak 196,13 juta orang. Dari data tersebut BPS meyakini negara Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan jumlah angkatan kerja terbanyak di Asia.Â
Apabila jumlah angkatan kerja banyak maka kesempatan untuk menjadi negara adipura akan semakin mudah. Contohnya saja Jepang di tahun 70-an, negara Asia yang memanfaatkan bonus demografinya untuk menjadi Macan Asia padahal telah mengalami penghabisan massal karena bom Nagasaki dan Hiroshima.Â
Kemudian, pada tahun 1990-an berganti negara Korea yang bangkit dari kemiskinannya dengan memanfaatkan bonus demografinya. Hal ini tampak dari munculnya Kpop di tahun-tahun sekitar itu hingga sekarang ini bahkan sudah dikenal sampai internasional. Selain itu, teknologi-teknologi yang diproduksi juga bermunculan contohnya Samsung yang mengungguli Sony, perusahaan teknologi asal Jepang.
Bonus demografi selanjutnya dialami oleh China atau Tiongkok. China dapat memanfaatkan bonus demografi tersebut di bidang industri untuk menciptakan pruduk-produk yang akan diexport ke luar negeri. Oleh karena, di tahun 2000-an banyak sekali produk yang berlabel made in china. Jadi apakah bonus demografi merupakan suatu keuntungan atau kerugian?Â
Apakah ini Keuntungan atau Malah Ancaman?
Jika dilihat tentu ini merupakan suatu keuntungan, tetapi jika pemerintah dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan baik. Namun, jika yang terjadi sebaliknya maka ini dapat menjadi boomerang atau bahkan ancaman bagi Indonesia. Selain China, Korea, dan Jepang ada juga negara lain yang mengalami bonus demografi, tapi bukan malah membuat negara tersebut maju malah menjadikannya musibah. Siapa saja negara tersebut?
Negara yang gagal memanfaatkan bonus demografinya adalah Brazil dan Afrika Selatan. Sebanyak 53% penduduk di Afrika Selatan mengalami pengangguran karena kurangnya persiapan dari pemerintahannya. Pemerintah tidak mampu membuka lapangan pekerjaan yang cukup untuk penduduknya. Pada negara Brazil kegagalan ini diakibatkan karena pemerintah tidak mengalokasikan dana yang cukup untuk pendidikan yang berkualitas, inranstruktur, dan kesehatan. Lalu, bagaimana caranya agar Indonesia dapat berhasil memnfaatkan bonus demografi tahun 2045 nanti?
1. Menciptakan generasi yang berpendidikan dengan SDM yang berkualitas
Di masa depan, globalisasi akan membawa dampak begitu besar pada inovasi teknologi dan komunikasi serta industri kreatif. Skill-skill yang dibutuhkan pun akan semakin beragam dan pastinya berbeda dengan zaman sekarang. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas saja, tetapi juga mampu beradaptasi dan berinovasi sesuai zamannya.
Hal di atas dapat dimulai dari mencari pendidik yang berkualitas. Seperti hal nya Jepang dan China yang fokus pada peningkatkan keterampilan juga kualitas SDM manusianya sehingga bisa berhasil seperti sekarang. Selain itu, selain pelajaran formal pemerintah juga bisa memasukkan pelajaran-pelajaran non formal untuk peserta didik di tingkat sekolah dan pelatihan keterampilan di tingkat  perkuliahan sehingga penduduk usia produktif mampu bersaing dengan dunia luar karena memiliki SDM yang berkualitas.
2. Memperluas lapangan pekerjaan
Jumlah lapangan pekerjaan juga harus selaras bahkan lebih banyak dari jumlah pencari kerja dalam hal ini penduduk di usia produktif nanti. Jangan sampai kejadian negara Afrika Selatan terulang kembali di Indonesia. Jika lapangan pekerjaan banyak dan  para pencari kerja dapat bekerja tak bisa dipungkiri angka kriminalitas pun akan semakin berkurang. Dengan angka kriminalitas yang berkurang semua masyarakat akan aman dan tenteram tinggal di negeri ini.
3. Memperhatikan kesehatan penduduk
Jiwa yang kuat berasal dari tubuh yang sehat