Mohon tunggu...
Eka mayor
Eka mayor Mohon Tunggu... Guru - menjadi jati diri yang lebih berguna bagi orang lain

menjadi manusia untuk memanusiakan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan di Papua Masih Sangat Minim

12 Januari 2020   20:46 Diperbarui: 12 Januari 2020   20:46 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan bantuan dari misionaris dan relawan dari Mission Aviation Fellowship (MAF), para siswa tersebut mulai mendapatkan pendidikan formal dan informal. Sekolah Lentera Harapan secara perlahan mengajari warga Mamit soal pendidikan, dan juga kebersihan. Mulai dari penggunaan toilet hingga mencuci tangan sebelum makan.

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta seperti ini dibutuhkan untuk membangun akses pendidikan di kawasan pedalaman seperti Mamit. Rakyat Papua yang berhasil mendapatkan pendidikan layak harus kembali ke kampung halamannya dan berbagi pengetahuan mereka. Salah satunya adalah Yustus Samber, yang menjadi relawan guru di sekolah Lentera Harapan.

Yustus mengatakan, sebagai orang Papua, ia memiliki akses lebih baik kepada komunitas lokal. Ia percaya pendidikan adalah cara untuk mengubah masa depan Mamit secara khusus, juga Papua secara umum.

"Jika bukan kita, siapa lagi? Saya hanya berharap anak-anak ini akan membawa perubahan untuk Mamit," tuturnya.

Eka Fitri Mayor/ Minggu, 12 januari 2020 | 13:57 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun