Program sertifikasi guru yang sudah berjalan lebih dari sepuluh tahunpun belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi meskipun sudah meningkatkan tingkat penghasilan para pendidik.
Dalam laporan penelitian Bank Dunia tahun 2017 mengenai program sertifikasi guru yang berjudul "Double For Nothing" menjadi cerminan kualitas sebagian besar pendidik yang telah tersertifikasi dimana dengan gaji 2 kali lipat tetapi tidak memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemajuan pendidikan.
Jika ditelaah lagi kondisi ini tidak lepas dari beban kerja para pendidik yang telah tersertifikasi (sepertinya) cukup berat. Dari wawancara dengan beberapa pendidik, mereka mengatakan sehari harus mengajar rata-rata 6 sampai 7 jam bahkan ada yang 8 jam dengan jumlah kelas yang cukup banyak juga. Belum lagi beban administrasi yang selalu mengintai dan terkadang memberatkan sebagian pendidik.
Hal ini harus menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan bahwa proses seorang pendidikan tidak hanya di dalam kelas, tetapi diluar itu ia perlu mempersiapkan pembelajaran serta mengevaluasi pembelajaran yang dilaksanakannya.
Inovasi pembelajaran dikelas memerlukan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit baik persiapan maupun pelaksanaannya serta pasca inovasi yang dilakukan. Dengan pola yang sudah ada seperti sekarang ini tentunya kita tidak mungkin berharap banyak pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
Kita tentunya berharap ada sebuah kebijakan yang sangat mendukung pendidik agar bisa fokus berinovasi serta melakukan riset-riset kecil terhadap apa yang telah dilakukannya. Ruang-ruang ini tentunya harus didukung oleh regulasi yang tepat sehingga pendidik benar-benar melakukan profesinya dengan sepenuh hati.
Para pendidik kedepannya harus mampu menjawab tantangan jaman sehingga tidak terpaku pada sistem pendidikan yang sudah bertahan puluhan tahun. Pendidik kedepannya harus mampu menjadi seorang youtuber ataupun vloger yang mampu menampilkan inovasi-inovasi pembelajarannya sehingga bermanfaat untuk anak didinya.
Besar harapan saya nantinya pendidik kita kedepannya telah mampu menguasai teknologi untuk mempermudah proses transfer ilmu pengetahuan ke siswa-siswanya. Kita juga akan lihat bagaimana para pendidik sudah mahir membuat video-video pembelajaran dengan notebook touchscreennya.
Para pendidik juga akan terbiasa untuk melakukan riset yang sifatnya reflektif maupun pengembangan suatu pembelajaran. Ketika hal ini sudah menjadi budaya maka saya yakin, ada secercah harapan untuk pendidikan kita kedepannya. Pada akhirnnya tidak ada lagi laporan Bank Dunia yang meragukan integritas pendidik kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H