Mohon tunggu...
Eka Luna
Eka Luna Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

memebaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Langkah-langkah Untuk meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Vokasional di Seluruh Negeri

22 Agustus 2024   22:29 Diperbarui: 23 Agustus 2024   01:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Eka Luna Alissya RHP (432241070) Fakultas Vokasi K3

Menurut Sampoerna Foundation, Pendidikan vokasi atau yang dikenal sebagai Pendidikan kejuruan adalah sistem Pendidikan yang berfokus kepada pengembangan keterampilan praktis dan pengetahuan spesifik yang dirancang untuk berfokus pada teori. Pendidikan vokasi memproriatiskan pembelajaran dengan praktik dan pelatihan langsung. Dalam Pendidikan vokasi mahasiswa sudah dididik untuk siap kerja, oleh karena itu sekitar 70 persen Pelajaran yang didapat adalah praktik.

Pendidikan vokasi dikatakan penting karena lulusan dari Pendidikan vokasi sudah siap untuk terjun ke dunia kerja sesuai dengan bidang yang ia ambil. Pendidikan ini juga menyediakan progam-progam pelatihan yang terstruktur, sering bekerja sama dengan pabrik ataupun industri, untuk memastikan bahwa kurikulum yang diajarkan selaras dengan perkembangan teknologi dan praktik terbaru di dunia kerja. Di semester pertengahan ataupun akhir, Pendidikan vokasi mengaharuskan mahasiswanya untuk PKL (Praktik Kerja Lapangan), magang, ataupun BBK (Belajar Bersama Komunitas) yang dimana hal ini membutuhkan pabrik atau industri untuk memperlancar kegiatan mereka.

Menurut Stekom, Kelebihan dari Pendidikan vokasi sangat banyak, yaitu :

  • Belajar langsung dari praktik kerja
  • = memperoleh pengalaman bekerja dalam jangka waktu yang lebih cepat
  • Aplikasi teori di dunia kerja lebih mudah
  • Peluang kerja terbuka luas

Dari manfaat tersebut menjadikan Pendidikan vokasi banyak diminati, oleh karena itu kualitas dan akses Pendidikan vokasi juga harus selalu di tingkatkan. Menurut Murnomo Agus, langkah untuk meningkatkan akses dan kualitas Pendidikan vokasional yaitu :

  • Dukungan dari institusi penyelenggara dan pemerintah daerah
  • = institusi atau lembaga penyelenggara Pendidikan vokasi dan kejuruan perlu mempersiapkan sarana prasarana Pendidikan termasuk di dalamnya meningkatkan kualitas Pendidikan tenaga pengajar. Dosen dan guru diberi kesempatan mengikuti kemajuan IPTEK serta keterampilan yang selaras dengan keilmuannya.
  • Kurikulum disusun berbasis kompetensi
  • = Dikarenakan Pendidikan vokasi menciptakan mahasiswa yang lulus siap kerja maka kurikulum yang didapat harus 70% praktik dan 30% teori meskipun dalam beberapa kasus angka perbandingan tersebut dapat menjadi 60% praktik dan 40% teori.
  • Pendidikan vokasi dan kejuruan dikembangkan sesuai potensi daerah
  • Ribuan pencari kerja memadati bursa kerja. Hal ini menujukkan tidak tersambungnya dunia Pendidikan dengan dunia kerja. Hal ini mengharuskan setiap daerha diproyeksikan harus memiliki sekurang-kurangnya satu-satuan Pendidikan yang berbasis keunggulan local.
  • Pendidikan vokasi dan kejuruan harus melibatkan dunia industri
  • = Institusi dan Lembaga Pendidikan harus melibatkan dunia industri untuk melancarkan kegaitan perkuliahan mahasiswa vokasi. Di samping itu pemerintah juga harus memberikan masukan terhadap kompetensi dan standarisasi kemampuan peserta didik lulusan Pendidikan vokasi dan kejuruan.

4 hal diatas dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas dan akses Pendidikan vokasional di seluruh dunia. Hal yang terpenting yaitu menciptakan tenaga pekerja yang kompeten dan berkerjasama dengan institusi yang bisa dijadikan wadah pembelajaran untuk mahasiswa vokasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun