Mohon tunggu...
Eka Lestari
Eka Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi ilkom

Mahasiswi yang mengerjakan tugasnya melalui kompasiana :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Kampanye Politik dalam Pespektif Islam

15 Juli 2022   11:52 Diperbarui: 15 Juli 2022   11:59 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia adalah negara yang menganut system demokrasi, kampanye politik menjadi sangat penting dalam memperkenalkan kandidat kepada masyarakat dengan program, visi-misi, dan citra dirinya serta menarik simpati pemilih agar memberikan hak suara dan dukungan mereka. Kita memahami kempanye politik sebagai upaya terorganisir yang berusaha mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kelompok tertentu. Bentuk dan tujuan kampanye sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tugas dakwah, oleh karena itu pelaksanaan kampanye perlu diatur agar sesuai dengan etika islam dan tidak menyimpang dari garis-garis yang ditetapkan syariat islam.

Terutama bagi partai-partai yang menyatakan dirinya partai islam atau partai yang berasaskan islam. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125, yang artinya "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."

Era modern yang serba digital, kampanye tidak hanya dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan dan menemui masyarakat dalam lingkup besar. Kemajuan yang pesat dengan adanya pemanfaatan teknologi seperti halnya media sosial. Media sosial kini menjadi salah satu alat alternatif yang digunakan dalam kampanye, selain itu penyampaian pesan-pesan kampanye pun dapat dikemas dalam bentuk yang kreatif penuh dengan hal-hal yang menjanjikan masyarakat yang dapat dianggap mampu atau pantas dipilih sebagai seorang pemimpin. Telah kita ketahui bahwa sebagaian masyarakat Indonesia menjadi salah satu pengguna media sosial terbesar sehingga cakupan yang dapat diraih pun sangat luas.

Media sosial kini menjadi suatu alat yang dipergunakan untuk mempublikasi sebuah konten baik berupa gambar, audio, maupun video tanpa adanya batasan. Seperti halnya sebuah pemberitaan yang menggeser fokus masyarakat mengenai pemilihan calon presiden 2024. Pemberitaan yang dimulai dengan adanya suara mengenai Puan Maharani yang dirumorkan akan menjadi presiden selanjutnya setelah Joko Widodo. Terdapat adanya pemasangan baliho di berbagai tempat dan juga unggahan konten di beberapa media sosial. Hal tersebut memberikan kesan tertentu pada masyarakat di tengah kondisi pandemic, para petinggi justru lebih memikirkan mengenai upaya kampanye politik presiden yang dimana pemilihan tersebut masih dalam kurun waktu 2 tahun dan saat ini masih diduduki oleh Joko Widodo sebagai presiden indonesia.

Kampanye bukan hanya sekedar penyampaian pesan saja melainkan lebih dari itu, kampanye melibatkan aspek pengetahuan, sikap dan juga prilaku dimana aspek tersebut perlu dicapai secara bertahap agar suatu situasi dapat berubah sesuai dengan yang diinginkan dan masyarakat yang menjadi target pun memiliki keinginan yang sama dengan pelaku kampanye.

 Adapun etika berkampanye sesuai dengan adab-adab islam, diantaranya:

1. Ikhlas (Keikhlasan)

Ikhlas dan membebaskan diri dari motivasi yang salah dan rendah. Kampanye berbasis Al-Qur'an dan Sunnah dalam Islam merupakan bagian dari amal shaleh dan ibadah, maka dari itu perlu diperhatikan keikhlasan niat dan ketulusan motivasi setiap hati nurani para penyelenggara, peserta terutama da'i dan juru kampanye. Agar kampanye berbasis Al-Quran dan Sunnah yang dilakukan tidak hanya berdampak pada masalah-masalah keduniaan, tetapi juga mendapat keridhaan dan keberkahan Allah SWT.

2. Tha'ah (Ketaatan)

Bagi seorang muslim, saat berkampanye jangan sampai mengabaikan keta'atan kepada Allah apalagi sampai pada tingkat melalaikan diri dan orang lain di jalan Allah. Karena pada sata kampanye, terkadang larut dalam berbaai acara dan pembicaraan yang membuat lupa atau mengabaikan kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu Sholat.

3. Uswah (keteladanan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun