Suasana pagi cerah dengan ramainya kendaraan berlalu lalang yang masih dalam nuansa idul fitri. Sekumpulan remaja yang rindu merasakan suasana liburan bersama kembali memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Tanjung Layar di desa sawarna pada rabu, 04 Mei 2022, Pantai Sawarna adalah pantai yang berada di desa Sawarna kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sawarna memiliki daya tarik tersendiri karena banyaknya aneka ragam wisata yang tidak hanya Tanjung Layar saja, Desa Sawarna kaya akan pemandangan alam yang indah meliputi pegunungan, goa-goa, sungai dan pantai dengan pasir putihnya.
Kami berangkat menggunakan 5 motor pada pukul 10.30, pagi hari. Arus kendaraan yang sedang lenggang, membuat kami dapat menikmati pemandangan laut selama perjalanan. Berbagai wisata kami lewati dari tempat wisata Karang Taraje, menuju Pantai Pulo Manuk yang ramai orang-orang berenang dan sekedar makan-makan dengan keluarga. Di Pantai Pulo Manuk kita bisa menemui sekawanan monyet dengan jumlah yang cukup banyak. Aktivitas memberi makan kepada monyet merupakan pengalaman seru yang harus dicoba saat datang ketempat ini. Tetapi, para wisatawan harus menjaga barang pribadi agar tidak di usili ataupun dicuri oleh para monyet.
Melewati Pantai Pulo Manuk, selanjutkan kita menyulusuri jalan besar di dalam hutan yang lebat nan sejuk dengan jalan yang berkelok dan naik turun. Di perjalanan kami melewati turunan tajam yang orang sekitar sebut Tanjakan cariang. Banyak kendaraan yang tidak bisa melalui tanjakan tersebut saking curamnya, di mohon untuk para wisatawan dan bus travel agar memeriksa kembali kendaraan anda terkecuali bagian rem dan bobot kendaraan harus diperhatikan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, kami tiba di pos masuk dan membeli tiket dengan harga Rp 5.000, -/orang. Bagi wisatawan yang menggunakan mobil harus berjalan kaki untuk pergi ke Tanjung Layar karena jalan yang dilalui hanyalah jalan setapak, cukup untuk para pejalan kaki dan motor saja. Dikarenakan jalan yang sempit butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di tempat tujuan dengan jarak tempuh 1,8km. Banyaknya wisatawan yang datang membawa motor memenuhi tampat parkir. Kami memilih tempat parkIr yang cukup jauh yaitu di bagian pojok kanan bersebelahan dengan pohon bunga kamboja.
"Banyak wisatawan domestic yang datang didominasi dari berbagai kota seperti Tangerang, Jakarta, Bogor, Depok, Bandung dan sekitarnya. Selain memiliki banyak pantai yang indah, juga karena lokasinya yang bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi, itu sebabnya Sawarna dijadikan tempat alternatif untuk liburan." Ucap pak Ujang, seorang penjaga parkir motor di Tanjung layar.
Nuansa yang ramai dan sejuk dengan hembusan angin laut serta suara terpaan ombak membuat kami lupa akan rasa lelah saat di perjalanan. Setelah sampai kami mencari tempat makan lalu mencari spot foto yang bagus untuk di ambil. Canda tawa dan seda gurau bersama teman-teman membuat kami tidak mudah merasa bosan.
Tanjung layer memiliki ciri khas yaitu terdapat sepasang karang berukuran raksasan yang berbentuk menyerupai layar kapal yang terkembang, dan itulah sebabnya tempat ini diberi nama Tanjung Layar. Selain itu, di tempat ini terdapat gugusan karang yang menghampar menjadi area lapang saat air laut surut, terdapat juga batuan karang yang membentuk benteng menghadang ombak besar yang tidak henti-hentinya menghantam. Menjadikan pemandangan alam yang menawan bagi para wisatawan.
Setelah rasa puas berfoto-foto kami pun pergi ke masjid tidak jauh dari Tanjung Layar, tepatnya di pantai Ciantir. Destinasi berikutnya kami bermain air di Pantai Ciantir yang selalu kita sebut dengan pantai Pasir Putih. Hamparan pasir putih yang Panjang, ombak yang besar cocok untuk olahraga selancar dan juga aman untuk berenang dengan memperhatikan batas pantai. Pantai ini juga sudah ada tower pemantau dari tim life guard yang siap mengarahkan, memantau serta menyelamatkan.
Kemudian, kami duduk melingkar dibawah bunga kemboja dengan alas hamparan pasir putih yang lembut. Saling bercerita, didengar dan mendengar satu sama lain tentang masa lalu dimasa SMA yang penuh gelak tawa dan kenangan.
tiga jam dua puluh lima menit telah terlewati, tak terasa angka jarum jam menunjukan pukul 15.35 WIB. Langit yang mulai berganti warna, matahari yang perlahan tenggelam seperti meminta kami lekas beristirahat dan pulang ke rumah. perjalanan menyusuri pantai pun berakhir, tenggelam sejalan dengan angin dingin dan gemburan ombak yang menjauh.