Mohon tunggu...
Ekalaya Irpan Pamuji
Ekalaya Irpan Pamuji Mohon Tunggu... Animator - Seorang Guru dan Penulis tentang Realita Kehidupan Masyarakat

Seorang Guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas. Sehari-hari hobi menulis dan berolah raga Badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Pendidikan Karakter

3 November 2022   22:29 Diperbarui: 3 November 2022   22:51 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: konten.co.id

Semua orangtua ingin melihat anaknya sukses baik mulai dari bangku sekolah dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas atau bahkan Perguruan Tinggi. namun, dalam perjalanannya banyak  batu sandung yang menghalang. Apakah situasi sekolah atau memang kurangnya kepedulian orangtua dalam mengawasi  anak atau bahkan masyarakat yang acuh dan masa bodoh.

Bolos, alpa  adalah sarapan pagi bagaikan hidangan lesat yang selalu menjadi momok. kata kotor terkadang tak senghaja terucap namun kadang terdengar ditelinga. wibawah guru  tergadai oleh terjebak situasi yang terkadang salah persepsi tentang  ''apa itu kekerasan, apa itu mendidik'' .

Asumsi dasar adalah sebuah makna Pentingnya pendidikan karakter sejenak dini.

Mengapa pendidikan karakter sangat penting ditanamkan sejenak dini.

Jika kita merujuk pada pendidikan Jepang. mulai dari tingkat pendidikan TK sampai SD mengedepan ahlak, sopan santu dan sikap bertanggung jawab. 

Contoh sikap menitik beratkan pada ahlak. ketika siswa  bertemu dengan seorang guru, dengan sigapnya siswa menundukan kepala dengan arti menghormati dan mentaati.  

Bagaimana dengan sikap sopan santun, bertutur kata dengan lemah lembut tentu menjadi indah didengar dan elok untuk dilihat.

Begitu juga dengan sikap bertangung jawab. bagaimana siswa jepang sebelum pulang sekolah membersihkan kelasnya dengan ber

Sih, menyapu dengan kompak, mengepel lantai dengan semangatnya.  apalagi membuang sampah tentu pada tempatnya. luar baisa...

Masih ingat dalam benak masyarakat Indonesia, ketika diadakanya piala asia tepatnya di Gelora Bung karno beberapa tahun silam. dengan  penuh percaya dirinya beberapa warga Negara Jepang memungut puntung rokok dengan kompaknya. 

Mengutip dari  jurnal tentang Komparasi pendidikan karakter Jepang dan Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan renungan dan PR bersama , mengenai tingkat perilaku menyimpang dengan katagori anak. 

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, sejak 2011 hingga akhir 2018, sebanyak 11.116 anak terjerat kasus pidana. Kejahatan tersebut antara lain geng motor, pencurian, kejahatan jalanan, dan pembunuhan. Komisioner KPAI Putu Elvina mengatakan, pada 2011 terdapat 695 tindak pidana yang melibatkan anak, sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 1.434. 

Disebutkan pula bahwa anak yang masuk Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LKPA) sebanyak 23,9 persen untuk kasus pencurian, 17,8 persen untuk kasus narkoba, 13,2 persen untuk kasus asusila dan sebagainya. KPAI juga menyebutkan 1.885 kasus telah ditangani selama semester I 2018 dengan dominasi kasus berupa narkoba, pencurian, dan asusila. (Hidayat, 2019).

Jika kita melihat data tersebut tentu menjadi miris  dan bahkan menangis, meskipun data itu sudah beberapa tahun yang lalu . Apakah mendidik selalu diidentikan dengan kekerasan..

Guru terkadang menjadi dilema disaat penegakan karakter diterapkan terkadang disalah artikan dengan kekerasan.

Misal guru mencupit pipi, telinga bahkan hidung dengan maksud menegur bahkan mengingatkan karena siswa bolos, merokok, lompat pagar, bahkan berbicara kotor. apakah cukup dengan kata.. lain kali jangan begitu ya nak, besok berubah ya. iya sudah semoga kamu menjadi anak yang sukses...

Ada pepatah lain ladang lain ilalang.. mungkin kalimat itu sederhana namun syarat akan makna

Semoga orangtua, walimurid, keluarga, masyarakat umum akan mengerti arti sebuah makna apa itu karakter

Apa itu nilai sopan santun

Apa itu nilai ahlak

Apa itu nilai tanggung jawab

Mari kita bahu membahu bahwa pendidikan karakter bukan sekedar tertulis dirapot saja.  karena kehidupan berlanjut dengan transpormasi budaya demi anak cucu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun