Lebaran tinggal menghitung hari. Bandara, stasiun dan pelabuhan sudah disesaki oleh para pemudik yang memilih menghabiskan hari kemenangan bersama orang yang disayangi. Setelah setahun atau beberapa tahun sibuk berjibaku dengan kerjaan di perantauan, membuat momen lebaran adalah cara terbaik untuk kembali merajut tali silaturahmi.
Ajang silaturahmi antar keluarga, tetangga, teman kerja bahkan teman-teman alumni sekolah ini ternyata bisa menjadi rusak, karena beberapa pertanyaan lho. Yuk cermati beberapa pertanyaan yang sebaiknya anda hindari:
1. Sudah lulus?
Pertanyaan mematikan yang ditujukan kepada para mahasiswa diambang kelulusan. Sampai jenuhnya pertanyaan ini, para mahasiswa hanya akan mengulum senyum ke para penanya. Maksud hati bertanya agar segera kelar, nyatanya itu hanya bikin mereka down. Anda harus menghargai mereka yang sedang berjuang membaca jurnal, begadang tiap malam, bahkan ditolak revisian oleh dosen pembimbing. Jadi, yakinkan ke mereka bahwa paling penting dari skripsi adalah memahaminya dan mencintai prosesnya, hasil akan berbuah manis di akhir.
2. Sekarang kerja dimana? Gajinya berapa?
Setiap orang memiliki cerita suksesnya, biarkan mereka sendiri yang membuat sejarahnya. Kenali bahwa mereka yang baru lulus, tengah berjibaku dengan tekun dan giat mengirimkan CV dan aplikasi pekerjaan mereka. Sudah puluhan dan ratusan aplikasi kerja di apply sehingga penolakan menjadi makanan sehari-hari. Beri dukungan kepada mereka bahwa kesempatan selalu ada untuk mereka, asal mereka sudah siap untuk tekun, giat dan berintergritas dalam bekerja kelak.
3. Mana pasangannya nih? Kapan nikah?
Jodoh akan indah pada waktunya. Bagi para jomblo atau single, pertanyaan ini selalu terdengar dimana saja. Tidak hanya dikumpul keluarga tapi juga di setiap kesempatan bertemu dengan kawan. Terutama di momen lebaran. Nah, cara terbaik buat anda yang sering bertanya hal demikian adalah mendoakan agar mereka segera dipertemukan dan percayalah bahwa mereka sedang memantaskan dirinya untuk mendapatkan pasangan terbaiknya untuk anak mereka.
4. Mana nih anaknya? Udah berapa anaknya?
Hidup ini memang begitu ya. Setelah fase-fase tadi, sudah nikah pun selalu ditanya-tanya begini. Anak itu titipan. Ada yang nikah lalu hamil, tapi ada juga yang telah nikah bertahun-tahun juga belum dikaruniai seorang anak. Jika anda, teman atau saudara yang baik, hindari pertanyaan ini. Mungkin mereka sudah menghabiskan jutaan untuk terapi atau konsul dengan dokter spesialis kandungan. Tak hanya itu, sang istri mungkin terserang jerawat dan gendutnya badan karena suntikan atau vitamin kesuburan. Banyak perjuangan untuk memiliki momongan, jadi doakan dan support mereka.
5. Kok tambah gendut? Kok tambah hitam?