Kratom, tanaman misterius dengan nama latin Mitragyna speciosa, telah mencuri perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir. Ditemukan di Asia Tenggara, khususnya Kalimantan, tanaman ini telah lama menjadi ramuan alami bagi masyarakat setempat. Namun, kratom juga membawa sejumlah kontroversi terkait dengan potensi medisnya, risiko kesehatan yang terkait, dan status hukum yang belum pasti. Dalam artikel ini, kita akan mengungkap segala yang perlu Anda ketahui tentang kratom, dari potensinya sebagai penghilang nyeri hingga bahayanya yang tersembunyi, serta perdebatan seputar legalitasnya.Â
Apa Itu Kratom?Â
Kratom merujuk pada Mitragyna speciosa adalah sejenis tanaman dari famili Rubiceae yang masih berkeluarga dengan tanaman kopi dan tersebar di negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini mengandung senyawa alkaloid yang aktif secara farmakologis yaitu mitraginin dan 7-hidroksimitraginin. Secara tradisional, daun kratom telah digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti nyeri kronis, kecemasan, dan depresi. Beberapa orang juga menggunakan kratom sebagai stimulan ringan. Masyarakat mengkomsumsinya dengan cara dikunyah secara langsung, di linting lalu diisap seperti rokok, dan diseduh seperti teh. Tanaman ini cukup memiliki banyak kontroversi, menurut laporan World Drug Report tahun 2013 dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), kratom ditempatkan dalam kategori New Psychoactive Substances (NPS) [1] dan di Indonesia dan FDA telah menetapkan larangan terhadap ekspor tanaman ini di Amerika Serikat [2].
Potensi Medis KratomÂ
Penghilang Nyeri atau Analgesik: Salah satu alasan utama orang menggunakan kratom adalah untuk meredakan nyeri. Beberapa pengguna melaporkan bahwa kratom membantu mereka mengatasi masalah nyeri tanpa efek samping yang signifikan. Senyawa seperti Mitraginin dan 7-hidroksimitraginin memiliki efek opioid yang memiliki efek anti nyeri seperti kodein [3].
Meningkatkan Energi dan Konsentrasi: Beberapa varietas kratom memiliki efek stimulan, yang dapat meningkatkan energi dan konsentrasi.  Senyawa seperti  mitraginin dan 7-hidroksimitraginin berinteraksi dengan reseptor di otak yang berhubungan dengan rasa sakit dan suasana hati. Mitraginin dapat meredakan rasa sakit, mengurangi peradangan, dan membantu mengatasi kecemasan dan depresi dengan cara tertentu. 7-hidroksimitraginin, meskipun ada dalam jumlah kecil, lebih kuat dan juga bisa meredakan rasa sakit. Senyawa-senyawa ini dapat membuat seseorang merasa tenang, meredakan rasa sakit, dan bahkan mendatangkan perasaan senang seperti opioid [4].
Mengatasi Kecemasan dan Depresi: Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mller dari Paracelsus Medical University, Dalam kasus tersebut, pasien menggunakan Kratom sebagai strategi harian untuk mengatasi depresi dan kecemasan. Ia mengonsumsi Kratom secara oral beberapa kali sehari, mengalami efek antidepresan yang meredakan kecemasan dan meningkatkan kemampuan sosialisasinya, serta memberikan sedikit euforia. Pasien melaporkan bahwa ini membantunya menjalankan pekerjaannya dengan baik [5].Â
Resiko dari Penggunaan Kratom
Ada beberapa resiko penggunaan kratom sebagai berikut:
Toksisitas Hati:Â Beberapa laporan telah mengaitkan penggunaan kratom dengan kerusakan hati, termasuk kasus-kasus kolestasis intrahepatik. Meskipun kasus ini jarang terjadi, tetapi risiko kerusakan hati perlu diperhatikan [6].
Depresi Pernapasan:Â Dosis tinggi kratom dapat menyebabkan depresi pernapasan, yang dapat berpotensi berbahaya dan mengancam nyawa [7].