Mohon tunggu...
Eka Herlina
Eka Herlina Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Seorang teman bagi temannya, seorang anak bagi ibu, dan seorang perempuan bagi dirinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamu dan Segelas Es Americano dalam Sebuah Kisah Perpisahan yang Nyata

12 Juli 2024   21:40 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:01 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Secangkir kopi dan sebuah kisah perpisahan ( sumber gambar : Dokpri)

Aku menyesapi pahitnya es Americano seraya menatap laman word dokumen yang masih kosong. Pikiranku melayang pada kasur di kamar dan kegiatan rebahan sambil menelusuri reels instagram ; mengalihkan pikiran ini tentang dirimu.

Namun, realitas kehidupan membawaku merasakan pahitnya segelas americano yang sebenarnya berbalut kesegaran. Menampar pikiranku sejenak untuk menghadapi kenyataan hidup ; bahwa duniamu tak lagi seputar diriku. 

Jika pun harus memilih, aku ingin menikmati manisnya Spanish Latte dengan sebuah novel yang mengisahkan romantisme cinta. Manis dan indah layaknya segelas Spanish Latte yang disajikan di pengujung sore hari.

Wallah, you have a good heart,” – pesan yang kamu kirim membuatku tersenyum manis. 

Sayangnya, hidup tak lagi soal manisnya cerita bersamamu saat namamu tak lagi hadir di pesan Whatsapp. Tak ada lagi video mengemaskan yang kamu kirimkan sekedar menyakinkan bahwa ada aku dalam ingatanmu nan jauh disana. 

****

Hidup memang penuh candaan. Aku dan kamu dipertemukan lewat aplikasi online belajar bahasa namun bisa berujung pada romantisme sebuah hubungan meskipun sekedar lewat pesan singkat. 

Namanya hidup yang memiliki kejutan - kejutan tak terduga, bukan? 

Sebagaimana segelas es Americano. Diantara pahitnya yang mengejutkan lidah, terdapat kesegaran yang perlahan rasa pahit berganti menjadi rasa hambar. Sebagaimana akhir dari kisah ini.

“ Don’t pray to me, get over it !” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun