Mohon tunggu...
Eka Hadiarni
Eka Hadiarni Mohon Tunggu... Guru - SMK Negeri 3 Surakarta

suka travelling

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menghilangnya Kesenian Jawa di Kalangan Generasi Milenial

7 Juli 2023   18:16 Diperbarui: 8 Juli 2023   17:15 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesenian Jawa adalah bagian penting dari warisan budaya yang kaya di Indonesia. Namun, seperti halnya dengan banyak tradisi budaya di seluruh dunia, kesenian Jawa menghadapi tantangan dalam mempertahankan keberadaannya di kalangan generasi milenial.

Generasi milenial hidup dalam era modern dengan gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya. Kesenian Jawa sering dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan tidak relevan dengan gaya hidup modern. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleg generasi milenial juga berbeda, yang dapat mempengaruhi minat mereka terhadap kesenian Jawa yang lebih tradisional.

System pendidikan saat ini cenderung lebih fokus pada pengetahuan sekuler seperti matematika, ilmu pengetahuan, dan bahasa asing. Hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap kesenian dan budaya tradisional, termasuk kesenian Jawa. Materi-materi tersebut diabaikan dalam kurikulum Pendidikan, sehingga generasi milenial tidak memiliki kesempatan yang memadai untuk mempelajari dan menghargai kesenian Jawa.

Kemajuan teknologi dan kemudahan akses ke media massa telah memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir dan minat generasi milenial. Konten media yang populer seperti musik, film, dan hiburan modern lebih dominan dan mudah diakses, sementara kesenian Jawa sering kali terpinggirkan. Pengaruh globalisasi juga telah membawa budaya populer dari luar yang menggeser perhatian generasi milenial dari kesenian Jawa.

Generasi sebelumnya memiliki peran penting dalam mempertahankan dan meneruskan kesenian Jawa kepada generasi berikutnya. Namun, dalam beberapa kasus, kurangnya apresiasi dan perhatian dari generasi sebelumnya terhadap kesenian Jawa telah menyebabkan generasi milenial kehilangan minat dalam mempelajari dan melestarikan kesenian tersebut. Penting bagi masyarakat dan lembaga budaya untuk menciptakan ruang dan kesempatan bagi generasi milenial untuk terlibat dalam kesenian Jawa. Ini dapat dilakukan melalui pendirian komunitas seni, festival budaya, atau even kesenian Jawa yang diselenggarakan pada waktu dan tempat yang dapat diakses oleh generasi milenial.

Untuk mempertahankan keberadaan kesenian Jawa di kalangan milenial, perlu adanya upaya yang komprehensif. Mengadopsi elemen kontemporer, memanfaatkan teknologi dan media sosial, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan, serta menciptakan ruang partisipasi bagi generasi milenial adalah langkah-langkah yang dapat diambil. Dengan solusi-solusi ini, kesenian Jawa dapat terus hidup dan dinikmati oleh generasi milenial, sekaligus melestarikan warisan budaya yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun