[caption id="attachment_98163" align="alignleft" width="300" caption="Sejumlah warga berada dipinggiran pantai Ampenan, Kamis (24/3/2011)"][/caption] Banyaknya sampah yang berserakan di pinggir pantai Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (24/3/2011). Banyaknya pengunjung dan pedagang yang membuang sampah sembarangan dipinggiran pantai membuat pantai kotor sehingga mengurangi keindahan.
Pantai Ampenan terletak dibagian barat kota Mataram tepatnya dikota tua Ampenan. Pantai ini dahulunya merupakan bekas pelabuhan utama yang ada di Pulau Lombok yang sudah tidak berfungsi lagi dan saat ini menjadi salah satu tempat wisata warga kota Mataram dan sekitarnya. Pada sore hari dan hari-hari libur banyak warga kota yang datang berkunjung untuk berekreasi bersama keluarga melihat keindahan pantai, menikmati matahari terbenam, bermain bola di pinggir pantai serta memancing.
Menurut seorang pengunjung, Ulfa (18), mengatakan pantai ini memang sangat indah namun sayang sekali banyaknya sampah membuat pengunjung merasa tidak nyaman serta merusak pemandangan.
“Coba pemerintah bisa mengelola dan memanfaatkan pantai ini dengan baik, terutama membersihkan sampah-sampah ini, melarang para pengunjung dan pedagang untuk membuang sampah sembarangan dan sangat perlu juga kesadaran dari pengunjung dan pedagang untuk menjaga kebersihan pantai, mungkin dengan begitu pantai ini bisa tetap bersih dan menarik banyak pengunjung lagi” ujarnya.
Kota tua Ampenan
Selain pesona pelabuhan dan pantainya, Ampenan masih mempunyai sisi keindahan lain yakni pesona kota tua dengan bangunan-bangunan kuno yang menyimpan nilai sejarah. Ampenan berasal dari bahasa sasak “amben” yang berarti tempat singgah. Sebagian besar Ampenan dihuni oleh 3 etnis yaitu warga Tionghoa, Arab dan Bugis. Di pinggir jalan banyak terdapat toko-toko yang pemiliknya adalah warga Tionghoa dan Arab dengan bangunan toko yang masih kuno. Selain itu terdapat juga wihara umat buddha yang berdiri sejak 1804 yakni Wihara Bodhi Dharma dengan bangunannya yang didominasi berbahan kayu. Namun sangat disayangkan semua pesona keindahan pelabuhan, pantai dan warisan sejarah itu tidak dijaga dan dirawat dengan baik dan dibiarkan terbangkalai.(Eka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H