Kadarisman bocah malang berusia 4 tahun ini hanya bisa terbaring lemah danmerengek kesakitan kepada kedua orang tuanya. Anak pasangan suami istri Amir dan Sumar ini telah sebulan lebih mengalami penyakit yang menyebabkan perutnya membengkak. Kadarisman hanya bisa terbaring lemas di rumahnya yang hanya berupa bedek di Dusun Longseran Barat Selatan, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, NTB, sabtu (19/10).
Belum ada kejelasan atas penyakit apa yang diderita oleh bocah malang ini. Awalnya keluarga menduga bahwa Kadarismanmenderita cacingan dan sempat dibawa ke Puskesmas Sigerongan, namun pihak puskesmas belum memastikan penyakit yang diderita oleh bocah tersebut. Hingga sebulan berlalu, saat ini kondisi Kadarisman masih memburuk dengan perut yang semakin membesar.
Amir yang merupakan ayah dari bocah malang ini mengaku sudah berusaha mengobati anaknya yang sakit sejak sebulan yang lalu dengan membawanya ke Puskesmas Sigerongan, tetapi oleh pihak puskesmas dirujuk ke Rumah Sakit Gerung. Kadarisman sempat dirawat selama 8 hari di Rumah Sakit Gerung, namun kemudian ia dirujuk kembali ke Rumah Sakit Umum Mataram. Disana Kadarisman hanya dirawat selama 10 hari dan lagi –lagi oleh pihak rumah sakit, bocah malang ini harus kembali diberikan rujukan ke RS Sanglah Denpasar, namun akibat tidak adanya biaya oleh orang tuanya Kadarisman kemudian dibawa pulang kembali.
Meskipun telah beberapa kali dibawa ke rumah sakit daerah setempat, keluarga masih belum mengetahui penyakit yang diderita oleh anak bungsunya tersebut. Sampai saat ini, Amir telah menghabiskan biaya hingga jutaan rupiah untuk mengobati anak kesayangannya tersebut, padahal penghasilan pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai buruh tani ubi tersebut tidaklah menentu, sehingga ia berharap ada seorang dermawan yang dapat menolong untuk mengobati anak kesayangannya itu.
Amir juga menuturkan bahwa sebelumnya pihak Puskesmas Sigerongan telah berjanji untukmembantu perawatan anaknnya dengan membawa Kadarisman ke rumah sakit di Bali. Bahkan dirinya telah dimintai keterangan guna melengkapi data keberangkatannya namun hingga 3 hari berlalu pihak dari Puskesmas Sigerongan tak kunjung membawa ia dan anaknya untuk berobat. Berbagai macam usaha telah dicoba oleh Amir hingga pergi berobat ke orang pintar dan kini dirinya mengaku pasrah dan hanya bisa berdoa dan menunggu bantuan dari pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H