Kenakalan remaja atau perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan oleh seorang anak di usia remaja memang tidak jarang membuat kita harus mengelus dada. Tawuran antar pelajar, mengonsumsi minuman keras, pergaulan bebas, seakan menjadi suatu fenomena yang secara rutin bisa kita saksikan pada setiap masa. Dalam ranah ilmu psikologi, kenakalan remaja ini lebih dikenal dengan istilah "Juvenile Delinquency".
Ada pandangan bahwasanya orang tua menjadi pokok utama sebab terjadinya kenakalan remaja, benarkah demikian?
Kenakalan remaja terjadi tentu bukan karena tanpa sebab, fenomena ini terjadi karena ada hal yang melatarbelakanginya. Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya kenakalan remaja, secara garis besar biasanya bermuara dari masalah keluarga. Hal ini menjadi rentan lantaran keluarga merupakan tempat utama bagi anak dalam memperoleh pendidikan. Secara umum, ruang lingkup keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk kepribadian yang dimiliki oleh seorang anak. Perilaku yang muncul dari seseorang biasanya lahir dari role modeling yang didapatkan dari lingkungan keluarga.
Fenomena kenakalan remaja, jika dikaji dalam ranah ilmu psikologi, hal ini biasanya terjadi lantaran kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak. Peran orang tua yang seharusnya bisa menjadi wadah lalu tidak bisa terpenuhi dengan baik maka akan menjadikan anak berinteraksi dan beraktualisasi dengan lingkungan atau figur lain.
Jadi jangan heran jika anak menjadi suka tawuran, mengonsumsi minum-minuman keras, bergumul dengan pergaulan bebas. Perlu diingat bahwa kenakalan yang dilakukan oleh seorang anak bisa terjadi bukan karena mereka memang benar-benar memiliki perilaku buruk atau nakal, dalam beberapa kasus kenakalan yang diciptakan oleh anak terjadi lantaran untuk menarik perhatian dari orang tua. Anak yang melakukan kenakalan remaja beranggapan bahwa dengan cara itu dia akan mendapat perhatian atau bisa diperhatikan oleh orang tuanya. Hal ini penting kiranya agar bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi orang tua dalam mendidik dan memerhatikan anaknya, khususnya bagi orang tua yang anaknya terlibat dalam kasus kenakalan remaja.
Penulis: Tatim
Editor: Eka FatikhulÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H