Mohon tunggu...
Eka Dwiningsih
Eka Dwiningsih Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

seorang ibu rumah tangga merangkap sebagai penulis sekaligus bisnis owner. saat ini fokus dulu di bidang menulis karena sempat tertunda beberapa tahun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Begini Cara Islam Mengentaskan Rakyat dari Kemiskinan

10 Maret 2023   14:05 Diperbarui: 10 Maret 2023   14:09 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata Begini Cara Islam Mengentaskan Rakyat Dari Kemiskinan

 

Media indonesia kembali menyuguhkan berita yang sejatinya menyakiti hati rakyat. Seorang anak pejabat keuangan yang melakukan penganiayaan sadis hingga korban mengalami koma. Dari kasus tersebut kemudian terungkap bahwa tersangka kerap melakukan flexing atau pamer harta kekayaan orang tuanya di media sosial, dan beberapa sikap tak terpuji yang dia lakukan di dalam pergaulan nya.

Menyaksikan budaya flexing dari oknum pejabat dan anggota keluarganya seakan memperkuat anomali terhadap pejabat di kementerian keuangan khususnya Dirjen pajak. Anak yang tidak menunjukkan akhlak terpuji dan harta kekayaan yang berlimpah ruah dari seorang pejabat Dirjen pajak seperti wajar. Tentu kita masih ingat kasus serupa yang pernah terjadi. Seperti kasus Gayus Tambunan, Wawan Ridwan, dan Angin Prayitno Aji, dkk. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan ditengah kondisi masyarakat yang semakin susah mendapatkan kesejahteraan hidup saat ini. Sedangkan gaji yang mereka nikmati berasal dari pajak rakyat termasuk rakyat miskin.

Rakyat Masih Miskin

Sistem Ekonomi Kapitalisme yang dianut negeri ini berperan dalam memperdalam kesenjangan kehidupan antara si kaya dan si miskin, rakyat jelata dan pejabat negara. Negara dengan sistem kapitalisme menjadikan pajak sebagai jantung perekonomian. Menteri keuangan Sri Mulyani menjelaskan pendapatan APBN Indonesia tahun 2022 sebesar Rp2.034,5 triliun berasal dari pajak, sedangkan Rp588,3 triliun berasal dari non pajak. (news.ddtc.co.id, 3 Januari 2023).  

Namun, ditengah pungutan pajak yang beragam rakyat miskin masih saja kesulitan mendapatkan kesejahteraan. MetroTV, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah orang miskin di Indonesia per September 2022 mencapai 26,36 juta orang. Jumlah ini bertambah 200 ribu orang jika dibandingkan Maret 2022.  

 BPS menetapkan, garis kemiskinan pada September 2022 naik 5,95% dibandingkan Maret 2022. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi sejak September 2023 atau tertinggi dalam sembilan tahun terakhir yang naik 6,84% setelah kenaikan harga BBM. Garis kemiskinan ini terdiri dari garis kemiskinan makanan sebesar lebih dari Rp397 ribu atau 74,15% dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar lebih dari Rp138 ribu atau 25,85%. Prosentase garis kemiskinan makanan lebih besar dibandingkan prosentase garis kemiskinan non makanan. Itu artinya kenaikan harga makanan berkontribusi besar terhadap kenaikan terhadap orang miskin.

Di sisi lain, narasi yang selama ini didengungkan bahwa pajak digunakan untuk pembangunan infrastruktur, faktanya rakyat hampir tidak bisa merasakan dampak itu. Mahalnya biaya tol, jalan yang rusak, hingga kemacetan hampir terjadi di seluruh negeri. Belum lagi masalah tingginya biaya pendidikan dan layanan kesehatan.

Cara Islam Mengentaskan Rakyat Dari Kemiskinan

Secara naluri manusia, kemiskinan, kekurangan harta, dan kelaparan adalah suatu hal yang tidak disukai. Jika suatu keluarga dalam kondisi miskin dan kekurangan harta yang membuat mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya,padahal didalamnya terdapat istri dan anak-anaknya atau anggota keluarga yang lain,  maka hal ini adalah suatu perkara yang menyedihkan.

Dalam kitab sahih disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa "Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari rasa malas, pikun, dosa, dan terlilit hutang. Juga fitnah dan azab kubur, serta fitnah dan azab neraka, juga dari buruknya fitnah kekayaan dan buruknya fitnah kemiskinan". (HR. Bukhari no. 6375)

Bahkan Nabi pun berlindung dari kemiskinan. Karena apabila seseorang ditimpa kemiskinan akan ada hal-hal buruk yang akan menyertainya. Pertama, ia akan sibuk bekerja mencari sesuap nasi, sehingga itu akan menghalanginya dari belajar agama dan berdakwah. Kedua: kemiskinan bisa mendorong seseorang melakukan kejahatan seperti menipu, mencuri, merampok, bahkan membunuh. Kemiskinan akan melahirkan kelaparan, penyakit dan kebodohan. Dampak Problem ini akan berkelanjutan yaitu menurunnya tingkat sarana produksi daerah yang miskin, menurunnya pemasukan, layanan kesehatan dan pendidikan, kejumudan sosial, keterbelakangan peradaban, dan hal buruk lainnya. Karenanya Islam memandang kemiskinan adalah problem serius yang harus segera diselesaikan.

Dalam mengatasi masalah kemiskinan Islam menuntun umatnya untuk tidak malas-malasan, berkerja keras dan menerapkan gaya hidup sederhana. Dalam tataran negara ada sistem jaminan sosial yang diterapkan. Ada hak orang miskin dalam harta orang kaya maka terwujudlah jaminan sosial dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah. Negara berperan dalam jaminan langsung maupun tidak langsung.

Secara tidak langsung negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi laki-laki yang memiliki tanggung jawab mencari nafkah sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dengan layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun