Mohon tunggu...
Eka Dharma Saputra
Eka Dharma Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasioner - ASN - Veterinarian

Bapak 2 anak yang ingin belajar dan berbagi manfaat lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Siapa Sangka Bermula dari Repost Menjadi Pintu Masuk ke Dunia Perak

9 September 2024   14:42 Diperbarui: 9 September 2024   21:33 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang di dunia perak | Gambar hasil generate AI 

Sungguh menarik bagaimana ketertarikan kita pada sesuatu bisa dimulai dari hal yang tidak terduga. Bagi saya, perjalanan ke dunia perak dimulai secara sederhana---hanya dengan merepost artikel dari salah satu pengguna di platform blogging. Dia menulis artikel tentang koin-koin perak kuno yang ia koleksi, dan setiap hari, saya melakukan repost dengan harapan memenangkan undian yang ia adakan bagi mereka yang membantu membagikan tulisannya. 

Awalnya, motivasi saya hanyalah untuk menang. Namun, lama-kelamaan, membaca tentang koin perak setiap hari menumbuhkan rasa penasaran. Saya pun mulai menggali lebih dalam tentang dunia silver stacking.

Tidak hanya itu, saya juga menemukan bahwa komunitas tempat ia bernaung, yaitu komunitas Silver Gold Stackers, adalah kumpulan orang-orang yang sangat solid. Mereka tidak hanya saling mendukung secara moral tetapi juga secara materi ketika salah satu anggota mengalami musibah. 

Kehangatan dan kebersamaan dalam komunitas tersebut - meskipun anggotanya tersebar lintas benua, semakin mendorong rasa ingin tahu saya untuk mengenal lebih jauh tentang perak.

Mendapatkan Koin Perak Pertama: Awal dari Perjalanan Baru

Ketika rasa penasaran saya tak lagi terbendung, saya mulai mencari cara untuk memiliki koin perak pertama saya. Awalnya, saya mencoba marketplace Facebook, berharap bisa menemukan penjual yang menawarkan koin-koin perak kuno. Namun, pencarian saya tidak membuahkan hasil. 

Tak menyerah, saya beralih ke Shopee dan Tokopedia. Di sana, saya menemukan koin dirham dan koin-koin dengan desain menarik yang belakangan saya ketahui disebut medali perak. Meskipun menarik, saat itu saya belum tertarik membeli.

Akhirnya, saya menemukan lelang koin perak kuno yang sedang berlangsung di Facebook. Setelah memeriksa apakah akun penjualnya dapat dipercaya, saya mulai ikut berpartisipasi dalam lelang. Beberapa kali saya kalah, namun akhirnya keberuntungan berpihak pada saya. Saya memenangkan lelang dan mendapatkan koin perak pertama saya. 

Tidak bisa digambarkan dengan kata-kata betapa antusiasnya saya menunggu koin tersebut tiba. Perasaan ini seperti menunggu pesan dari gebetan---setiap waktu mengecek status pengiriman. 

Saat koin itu tiba, tangan saya gemetar saat membuka paketnya, dan ketika memegangnya untuk pertama kali, rasanya seolah saya memegang harta karun paling berharga dunia.

Mulai Mengenal Numismatik: Lebih dari Sekadar Koleksi

Koin Rp 5.000 dan Rp 2.000 tahun 1974 | Dokumentasi Pribadi 
Koin Rp 5.000 dan Rp 2.000 tahun 1974 | Dokumentasi Pribadi 
Perkenalan saya dengan numismatik dimulai setelah memiliki koin perak pertama. Ternyata, numismatik bukan hanya tentang mengoleksi uang kuno, tetapi juga uang yang masih beredar. 

Tidak hanya mengoleksi, numismatis juga mempelajari tentang sejarah uang, dan alat tukar yang sah lainnya. Saya belajar bahwa koin-koin ini memiliki sejarah panjang, dan setiap koin membawa cerita tersendiri. Sebuah koin perak yang dicetak pada tahun 1700-an, misalnya, mungkin telah melewati berbagai tangan, peristiwa sejarah, hingga akhirnya sampai ke koleksi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun