Pagi itu cerah, dengan sinar matahari yang menerobos melalui celah tirai dan menghangatkan ruang tamu. Clayton baru saja menyesap kopi hitamnya ketika suara kecil memecah keheningan.Â
"Ayah, apakah kamu orang yang terkenal?" Putrinya yang berusia delapan tahun, dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu, bertanya kepadanya.Â
Clayton tersenyum, merasa heran. "Kenapa kamu bertanya begitu, sayang?"Â tanyanya lembut, sambil mengusap rambut lembut putrinya.Â
Dengan semangat yang sama, putrinya menjelaskan bahwa ia baru saja mencari nama ayahnya di Google dan menemukan banyak foto serta tulisan dan cerita tentang dirinya.
"Ya Tuhan, apa saja yang sudah ia temukan?" Ujarnya dalam hati.
***
Bayangkan, kamu sedang berada di tengah kesuksesan kerja sama dengan seorang partner. Sejak awal, semuanya berjalan lancar. Kalian bekerja sama dengan kompak, saling mendukung, dan akhirnya mencapai puncak karier bersama. Namun, di saat segalanya tampak sempurna, angin kencang mulai bertiup---angin yang membawa berita buruk dari masa lalu.Â
Ternyata, belasan tahun yang lalu, kamu pernah menulis beberapa komentar yang tidak menyenangkan tentang partner-mu di media sosial. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali. Kini, kata-kata itu kembali menghantui, mengancam kerja sama yang sudah dibangun dengan susah payah.
***
Setelah membaca cerita Clayton di Medium, saya pun mulai bertanya-tanya. Bagaimana jika suatu hari, putri saya, Ina, mencari nama saya di internet? Apa yang akan dia temukan? Apakah dia akan membaca tulisan-tulisan yang membanggakan tentang hasil kerja keras saya? Atau justru ia akan menemukan hujatan-hujatan dari netizen yang pernah menyudutkan saya? Atau mungkin, ia akan tertawa melihat foto-foto konyol saya bersama teman-teman saat kuliah? Lebih buruk lagi, bagaimana jika ia menemukan nyinyiran saya tentang seseorang atau sesuatu?