Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gurat Senja Merah (Bagian 19)

16 Maret 2016   12:36 Diperbarui: 16 Maret 2016   12:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

19  Perang

             

“Bagaimana kabarmu sepupuku yang sableng?” kata Bimo sambil tersenyum ketika masuk ke kamar Bagas, dilihatnya sepupunya tersebut sedang melipat sajadah setelah sholat Isya.

Bagas tertawa. “Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kamu pulang kerja agak malam, Bim?”

            “Begitulah. Ada sedikit masalah di tempat yang baru, perlu banyak adaptasi, juga pikiran dan tenaga” Bimo duduk di tepi tempat tidur Bagas. “Bagaimana pekerjaan kamu, Gas?”

            “Baik dan lancar-lancar saja. Ada yang ingin kamu bicarakan sama aku, Bim?” tanya Bagas sambil duduk di kursi kamarnya.

            “Tidak ada. Kenapa memangnya?”

Bagas kembali tertawa. “Yah, siapa tahu!”

            Keduanya terdiam sesaat.

“Kamu senang ada di desa ini?” tanya Bimo.

Bagas mengangguk, “ya, aku sudah mulai kerasan tinggal di desamu ini Bim.” Bimo tersenyum. “Oh iya Bim, kamu sudah mendengar?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun