Mohon tunggu...
Eka Diarta
Eka Diarta Mohon Tunggu... Penulis -

Kenali aku dulu baru kamu tahu siapa aku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sukses dengan 'Berhenti Mendengar'

14 Juli 2017   16:18 Diperbarui: 14 Juli 2017   16:46 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengesankan ketika membayangkan masa depan dimana saya berada di jalan orang-orang sukses dimana tidak ada seorang pun yang menganggap saya sebagai 'Si tak berguna' ketika dimana saya dapat berkata "Ini aku, seorang yang tidak lama ini dikatakan tak berguna dan kini menjadi orang pertama yang berdiri di perusahaan ini - pemilik perusahaan" dan itu semua hanya dapat terwujud dengan berhenti mendengarkan ucapan seorang atau siapapun yang hanya bisa menganggap saya lemah dan tak bisa apa-apa.

Yang saya percaya bahwa tidak ada yang mustahil dilakukan bahkan orang bodoh sekalipun pasti memiliki setidaknya satu hal yang bisa dia lakukan, dan langkah pertama yang saya ambil adalah menyisihkan setiap 'hasil keringat' yang saya peroleh walau tidak banyak tapi sudah saya biasakan untuk menabung meskipun tidak terbiasa ke bank tapi saya mulai menabung dengan celengan bambu yang dibeli dipasar - entahlah saya terbiasa dengan itu.

Saya mulai belajar cara mengelolah keuangan biarpun saya bukan dari jurusan Ekonomi bahkan saya pun tidak kuliah, saya mulai belajar cara menghitung dengan persen dan mulai mengelompokkan setiap uang yang saya tabung agar suatu ketika saat saya mulai butuh dana darurat saya sudah siap mengeluarkan biaya karena saya telah membaginya pada beberapa kelompok diantaranya untuk Kesehatan, Kebutuhan dan yang terakhir Keinginan.

Kesehatan saya prioritaskan karena bagi saya pribadi apa fungsi sebuah harta jika seorang yang memilikinya sakit-sakitan atau bahkan mengidap penyakit parah amat disayangkannya 'kesuksesan' tersebut, mulai dari kesehatan karena saya berpikir jikalaupun saya tidak kaya kalau saya sehat saya bisa bekerja - sungguh satu nikmat hidup yang tiada tara.

Dan kemudian yang kedua adalah tentang kebutuhan hidup saya dan sisanya untuk sesuatu yang saya ingini karena tidak bisa disangkal bahwa keinginan saya untuk memiliki ini dan itu kadang kalanya tidak lagi bisa dibendung, itu sebabnya saya menyusun sistem keuangan saya seperti ini agar setiap hal yang saya lakukan terkontrol dengan mudah nya.

Tidak lupa biasanya saya mengisi waktu luang untuk menulis pada pekerjaan menulis part-time, kebetulan saya suka menulis daripada saya diam dan tak melakukan apa-apa saya teringat sebuah ucapan entah darimana saya pun lupa tapi masih teringat jelas perkataan itu "Manusia yang bodoh sebenarnya bisa dilihat dari keseharian mereka dan orang yang pintar akan selalu menyibukkan diri dengan banyak hal".

Inilah pilihan hidup saya dan tidak peduli siapapun yang berkomentar negatif saya 'tutup telinga', saya yakin bahwa kesuksesan bisa datang kepada mereka yang senang berusaha bukan pada mereka yang hanya berbicara dan mengomentari sesuatu yang mungkin dia sendiri tidak bisa melakukannya.

Ini masih saya lakukan hingga saat ini, dan jika ada yang bertanya tentang "Apakah kau telah sukses sekarang?" saya jawab "Apakah jawaban itu yang sebenarnya kau ingini bukankah lebih baik jika lakukan saja dan sukses tidaknya kita tidak tahu, aku hanya menjalankan langkah suksesku - itu saja" untuk apa sebuah pertanyaan jika akhirnya hanya untuk mencela seseorang.

Itu prioritas dalam hidup saya dan bagaimana langkah saya mewujudkan kesuksesan dengan cara saya sendiri.

*cantuman
 - Url www.jenius.com
 - Instagram @JeniusConnect

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun