Kemenangan AS Roma atas Trabzonspor di leg kedua pada 23 Agustus kemarin dengan skor 3-0 mengantarkan Il Giallorossi ke babak penyisihan grup UEFA Conference League. Kemenangan ini semakin memantapkan langkah AS Roma untuk menatap musim 2021/2022.
Menyambut musim yang baru, publik Roma dikejutkan dengan kedatangan Jose Mourinho sebagai Allenatore. Jose Mourinho yang baru saja dipecat oleh Tottenham Spurs sepakat untuk memimpin serigala ibu kota dengan kontrak selama 3 musim. Jose Mourinho diberikan tugas untuk memimpin proyek jangka di Roma.Â
Ini tentu berbeda sekali dengan klub-klub lainnya yang pernah Mourinho latih di mana Mourinho sudah dibebankan dengan menang sejak hari pertama. Di Roma, Mourinho akan diberikan waktu yang lebih panjang dan kebebasan untuk membangun fundamental sebagai sebuah tim juara. Hal itu yang membuat Mourinho akhirnya menerima tawaran AS Roma karena merasa adanya tantangan baru di Italia.
Selain itu, hal yang berbeda lainnya ialah mengenai kebijakan transfer. Berbeda dengan ketika melatih klub-klub lainnya, Mourinho tak bisa sembarangan meminta pemain yang diinginkan. Misal saja ketika berada di Manchester United yang bisa membeli siapa saja yang diinginkan Mourinho. Di Roma, Mourinho dituntut untuk mengembangkan talenta-talenta muda yang dimiliki il Lupi.Â
Pemain seperti Carlez Perez, Pellegrini, Christante, Mancini, dan Ibanez adalah aset masa depan klub yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Roma juga merekrut beberapa pemain untuk menambah kedalaman skuad seperti Vina (bek kiri), dan Tammy Abraham.Â
Pemain-pemain yang direkrut itu masih berusia muda dan menegaskan bahwa Roma dan Mourinho akan membangun tim dalam jangka waktu yang panjang.
Sejauh ini, Mourinho telah melewati tiga pertandingan resmi bersama AS Roma. Ketiga-tiganya dilalui dengan kemenangan. Dua kali melawan Trabzonspor di UECL, dan melawan Fiorentina pada pembukaan Serie A. Dari tiga laga tersebut, terlihat Mourinho mencoba untuk memperbaiki kelemahan AS Roma yang menjadi penyebab tidak konsistennya performa tim selama beberapa tahun belakangan, yaitu pertahanan.Â
Pada masa Fonseca, Roma bermain dengan tiga bek sejajar. Mourinho mengubahnya dengan formasi andalannya 4-2-3-1. Duet lini belakang nampaknya telah resmi menjadi milik Ibanez dan Mancini.Â
Nama pertama nampaknya mendapat tempat tersendiri di hati Mourinho. Ia nampak senang dengan performa Ibanez dalam tiga laga terakhir. Dengan formasi 4-2-3-1 ini, Mourinho mencoba untuk menciptakan kestabilan dalam pertahanan.Â
Brian Christante kembali ke posisi sebenarnya sebagai gelandang bertahan berduet dengan Jordan Veretout. Christante difokuskan untuk mengontrol lapangan tengah, sementara Veretout lebih didorong sedikit ke depan untuk memanfaatkan ruang kosong yang ada di pertahanan lawan. Strategi ini terbukti dalam laga Fiorentina dimana Veretout berhasil mencetak dua gol di laga tersebut.