Bojongwetan, Minggu 22 Desember 2024
Menurut data PROKOMPIM (Protokol dan Komunikasi Pimpinan) Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan pada Februari 2023, angka stunting di Kabupaten Pekalongan mencapai 747 kasus. Di Indonesia, angka stunting pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5%, hanya turun 0,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6%. Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting mencapai 14% pada akhir 2024. Untuk menurunkan angka stunting, upaya yang dapat dilakukan adalah mencegah stunting pada Remaja, Ibu Hamil, dan Bayi pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kelompok KKN Desa Bojongwetan 01 menciptakan sebuah program unggulan dengan nama yang unik yaitu CANTING SOGAN yang artinya Cegah Stunting Sobat Gerakan Peduli Anemia Remaja. Program ini bertujuan untuk menyadarkan para remaja putri maupun remaja laki laki pentingnya mendeteksi anemia sedari dini serta membuat sebuah program untuk Posyandu Remaja Desa Bojongwetan karena, Posyandu Remaja didesa ini aktif. Maka dari itu, kelompok kami berkolaborasi dengan Posyandu Remaja. Program Canting Sogan berupa penyuluhan terkait pengertian anemia remaja, deteksi dini anemia, pencegahan anemia, dan kadar anemia normal bagi remaja.
Penyuluhan anemia remaja ini sebetulnya untuk menyadarkan remaja putri pentingnya menjaga kadar darah. Karena, sejatinya jika remaja putri mengalami kekurangan darah / anemia nantinya jika sudah menikah berpotensi melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Jika bayi BBLR maka berisiko terkena stunting. Untuk itu, penyuluhan ini menyadarkan para remaja putri pentingnya minum Tablet Tambah Darah (TTD) selama haid agar tidak terjadi anemia selama pra nikah.
Pemateri program kali ini perwakilan dari Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (ISMKMI) yaitu Eka Dewi Suryani sekaligus pencetus program CANTING SOGAN dan Wakil Ketua dari KKN Bojongwetan 01.
"Program Canting Sogan berisi dua kegiatan yaitu Praktik Bolu Pisang Gluten Free (Bebas Tepung) dan penyuluhan anemia remaja. Penyuluhan ini dari kelompok KKN Bojongwetan 01 menyuarakan gerakan minum TTD bersama dengan membagikan TTD sekaligus memberikan bolpis sebagai bentuk suara menyadarkan makan buah dan sebagai bentuk konsumsi zat besi dari makanan" Ujar Eka Dewi Suryani selaku Pemateri.
Menurut Siska selaku peserta sekaligus anggota Posyandu Remaja mengatakan "kegiatan Canting Sogan ini sangat menarik dan menyadarkan bagi remaja pentingnya pencegahan anemia guna mengatasi stunting. Kegiatan ini juga sangat seru adanya ice breaking yaitu tanya jawab. Bagi peserta yang menjawab dari pertanyaan pemateri mendapatkan hadiah. Dengan adanya bentuk ice breaking ini, para peserta ber antusiasme mengutarakan pendapat mereka dan berani menjawab". Ujarnya
Kegiatan Program Canting Sogan tidak hanya penyuluhan saja. Ada bentuk praktik sebuah makanan yaitu terciptanya BOLPIS GLUTEN FREE. Bolu Pisang Tanpa Tepung ini merupakan sebuah inovasi baru yang dapat meningkatkan UMKM yang ada di Desa Bowe selain UMKM Keripik Tempe. Manfaat dari adanya BOLPIS ini adalah untuk mengurangi konsumsi tepung karena, tepung dapat mengiritasi lambung serta menjadikan obesitas jika dikonsumsi secara berlebihan. Pengganti tepung dari BOLPIS ini yaitu menggunakan bubuk coklat karena, masyarakat rata-rata menyukai coklat.
Di Desa Bojongwetan memiliki kebun pisang yang cukup banyak sehingga, menjadikan potensi sumber daya alam yang dapat diolah dengan praktis, murah, dan sehat tidak membutuhkan modal banyak. Sebuah inovasi yang baru ini menjadikan peningkatan UMKM baru di Desa BOWE.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H