Mohon tunggu...
ekacahyani putri
ekacahyani putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya membaca dan menulis serta melukis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Sokola Rimba"

18 Januari 2024   10:24 Diperbarui: 18 Januari 2024   10:28 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sokola Rimba adalah film drama biografi yang dirilis pada 21 November 2013. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan dibintangi oleh Prisia Nasution dan Nyungsang Bungo. Film ini diadaptasi dari buku berjudul sama karya Butet Manurung, seorang antropolog yang menjadi pendidik dan aktivis untuk masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba.

Film ini menceritakan tentang perjalanan Butet Manurung (Prisia Nasution) yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar membaca, menulis, dan berhitung kepada anak-anak Orang Rimba yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan Bukit Duabelas, Jambi. Suatu hari, Butet terserang malaria di tengah hutan dan diselamatkan oleh Nyungsang Bungo (Nyungsang Bungo), seorang anak Orang Rimba yang berasal dari hilir sungai Makekal. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar bisa membaca surat perjanjian yang telah dicap jempol oleh kepala adatnya, yang memberikan izin kepada orang desa untuk mengeksploitasi tanah adat mereka. Butet pun berusaha untuk mengajar Bungo dan anak-anak Orang Rimba lainnya, meskipun mendapat tentangan dari lembaga tempatnya bekerja dan dari masyarakat Orang Rimba sendiri, yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bisa membawa malapetaka. Namun, malapetaka yang ditakuti itu akhirnya terjadi, dan Butet harus berpisah dengan Orang Rimba yang dicintainya.

Pesan moral yang ingin disampaikan film ini adalah bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia yang harus diberikan kepada semua orang, tanpa memandang suku, agama, budaya, atau pandangan. Film ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga kelestarian hutan dan hak-hak masyarakat adat, yang sering terancam oleh eksploitasi dan marginalisasi. Film ini mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati keberagaman dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.

Kelebihan film ini adalah film ini berhasil mengangkat kisah nyata yang inspiratif dan menyentuh, dengan menggunakan sumber-sumber yang otentik dan akurat. Film ini juga berhasil menghadirkan akting yang natural dan mengesankan dari para pemain, terutama Prisia Nasution yang mampu memerankan sosok Butet Manurung dengan baik. Film ini juga berhasil menampilkan visual dan sinematografi yang indah dan menarik, dengan menggunakan lokasi syuting yang asli di hutan Bukit Duabelas. Film ini juga berhasil menyentuh emosi dan rasa nasionalisme penonton, dengan menggunakan dialog dan musik yang menggugah dan menginspirasi.

Kekurangan film ini adalah film ini terlalu singkat dan kurang mendalam dalam menggali isu-isu yang berkaitan dengan Orang Rimba, seperti sejarah, budaya, adat, dan tantangan yang mereka hadapi. Film ini juga terlalu fokus pada sudut pandang Butet Manurung dan cenderung mengabaikan sudut pandang dan peran dari tokoh-tokoh lain yang juga berpengaruh dalam kehidupan Orang Rimba, seperti Nyungsang Bungo, kepala adat, dan orang desa. Film ini juga kurang memberikan kritik dan saran yang konstruktif untuk memperbaiki kondisi dan hubungan antara Orang Rimba dan pihak-pihak lain yang terlibat.

Secara keseluruhan, film Sokola Rimba adalah film yang informatif dan edukatif, tetapi juga memiliki beberapa kekurangan. Film ini cocok untuk ditonton oleh pecinta film drama dan biografi. Saya memberi film ini nilai 8 dari 10.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun