Mohon tunggu...
Eka Budi Nurazizah
Eka Budi Nurazizah Mohon Tunggu... Lainnya - Physical Education

Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Sex Education dalam Perspektif Islam?

20 Mei 2020   12:14 Diperbarui: 27 Mei 2020   16:43 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia masih kurangnya pendidikan seks sejak usia dini. Bisa kita lihat dengan maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur, contohnya banyak remaja yang hamil diluar nikah dan juga banyaknya pelaku aborsi itu masih usia dini atau remaja.

Kekerasan seksual pada anak tidak hanya dilakukan oleh orang yang tidak dikenal, melainkan bisa terjadi juga dari orang terdekat. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi, anak-anak dan remaja dapat mengakses konten yang berbau pornografi, pelecehan seksual sehingga menimbulkan perilaku seks bebas.

Apabila anak sudah terkena pelecehan seksual atau bahkan lebih parahnya lagi anak menjadi pelaku pelecehan seksual itu dapat merusak mental dan rasa percaya diri anak. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua untuk mengenalkan pendidikan seks pada anak sejak usia dini. Dan disini saya akan membahas bagaimana mengenalkan pendidikan seks dalam perspektif islam.

Dalam perspektif islam untuk mengenalkan pendidikan seks yaitu sebagai berikut :

1. Kenalkan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh atau dilihat orang lain

Kenalkan pada anak bagian-bagian tubuh beserta fungsinya, kemudian beri penjelasan pada anak bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh atau dilihat orang lain. Adapun bagian tubuh tersebut yaitu dada, mulut, kemaluan, disekitar paha dan pantat.

2. Menanamkan rasa malu pada anak

Tanamkan rasa malu pada anak sejak usia dini. Jangan biarkan anak telanjang didepan orang lain walau masih kecil. Berikan pengertian dan membiasakan anak untuk menutup auratnya sejak usia dini.

3. Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan perempuan

Apabila anak sudah berusia 7-10 tahun supaya memisahkan tempat tidur anak dari saudaranya yang berbeda jenis kelamin. Semata-mata untuk menumbuhkan kesadaran tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun