Mohon tunggu...
Eka Budiarti Utami
Eka Budiarti Utami Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya anak pertama perempuan dari 3 bersaudara. banyak impian dan cita-cita yang belum tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Jigsaw Menyelamatkan Batin Seorang Guru

31 Desember 2013   11:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kelas jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif yang mengurangi konflik rasial antara anak-anak sekolah, mempromosikan belajar yang lebih baik, meningkatkan motivasi siswa, dan meningkatkan kenikmatan pengalaman belajar. Teknik Jigsaw pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1970 oleh Elliot Aronson dan murid-muridnya di university of texas dan university of California. Sejak itu, ratusan sekolah telah menggunakan kelas jigsaw dengan sukses besar. Pendekatan Jigsaw dianggap menjadi alat yang sangat berharga dalam mencegah peristiwa tragis seperti pembantaian columbine.

Jigsaw kelas sangat mudah digunakan. Jika andaadalah seorang guru silahkan ikuti langkah-langkah berikut :

1.Bagilah siswa menjadi 5-6 orang kelompok jigsaw. Kelompok-kelompok harus beragam dalam hal gender, etnis, ras, dan kemampuan.

2.Menunjuk salah satu siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin. Awalnya, siswa ini harus menjadi siswa yang paling matang dalam kelompok.

3.Bagilah pelajaran hari itu menjadi 5-6 segmen. Misalnya, jika siswa anda ingin belajar tentang sejarah Elanor Roosefelt, mungkin anda membagi biografi singkat dari dia ke segmen yang berdiri sendiri pada : (1) masa kecilnya, (2) kehidupan keluarganya dengan Franklindan anak-anak mereka. (3) hidupnya setelah Franklin dikontrak Polio. (4) karyanya di Gedung Putih sebagai First Lady, dan (5) hidupnya dan bekerja setelah kematian Franklin.

4.Tugasi setiap siswa untuk belajar satu segmen, memastikan siswa memiliki akses langsung hanya untuk segmen mereka sendiri.

5.Beri siswa waktu lebih untuk membaca segmen mereka setidaknya dua kali dan menjadi akrab dengannya. Tidak perlu sampai menghafalnya.

6.Bentuk sementara “kelompok ahli” dengan memiliki satu siswa dari setiap kelompok jigsaw dan bergabung dengan siswa lain yang ditugaskan untuk segmen yang sama. Beri siswa waktu untuk kelompok ahli mendiskusikan poin-poin utama dari segmen mereka dan berlatih presentasi mereka untuk membuat kelompok jigsaw mereka.

7.Membawa siswa kembali ke kelompok jigsaw mereka.

8.Mintalah setiap siswa untuk menyajikan materinya atau segmen ke grup. Mendorong orang lain dalam kelompok untuk mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi

9.Mengapung dari satu kelompok ke kelompok, mengamati proses, jika setiap kelompok mengalami kesulitan ( misalnya,anggota yang mendominasi atau mengganggu) membuat intervensi yang tepat. Akhirnya, yang terbaik bagi pemimpin kelompok untuk menangani tugas ini. Pemimpin dapat dilatih dengan membsiskkan instruksi tentang bagaimana melakukan intervensi, sampai pemimpin mendapat menguasainya

10.Pada akhir sesi, memberika kuis pada akhir materi sehingga siswa dengancepat menyadari bahwa sesi ini tidak hanya permainan menyenangkan tapi benar-benar menghitung.

Metode Jigsaw ini sangat bermanfaat untuk seorang guru yang kewalahan memberikan bimbingan pembelajarankepada murid-muridnya yang kadang menganggap bosan belajar dalam kelas. Jika anda seorang guru cobalah untuk menggunakan metode jigsaw ini dalam proses belajar mengajar anda. Selamat Mencoba ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun