Mohon tunggu...
Eka Budhi Sulistyo
Eka Budhi Sulistyo Mohon Tunggu... profesional -

Fakultas Peternakan Unsoed adalah almamater ... cinta ternak, ingin peternakan Indonesia maju dan peternaknya makmur, suka pertanian terpadu .... COWMANIA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Meng-Indonesiakan Indonesia

1 Juli 2011   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Meng-INDONESIAKAN
INDONESIA< ?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" />

Tanpa terasa perjalanan kehidupan
bangsa ini mulai memasuki tahun ke 66 di 17 Agustua 2011 nanti.Umur yang masih sangat muda dibandingkan
dengan umur kerajaan pertama di Nusantara.
Perlahan dan pasti bentukan sebuah negara semakin jelas, meski sulit
mengklasifikasikan Indonesia, sebagai negara miskin atau negara berkembang,
semuanya merangkum Indonesia dalam satu kesimpulan yang absurb.Negara ini dibentuk oleh bapak bangsa yang
memperkenalkan Indonesia sebagai sebuah negara unik dengan budaya adiluhung
yang mantap melalui pendekatan-pedekatan kultur ketimuran yang hangat, ramah
tamah, tepa selira, gotong royong dan
tentunya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.

Presiden Soekarno dan drs.
Mohammad Hatta berduet mensejahterakan bangsa dengan pola pemikiran yang
sederhana, sangat Indonesia sekali.
Menjadikan Jakarta sebagai ibukota negara, mempersiapkan infrastruktur
yang memudahkan perkembangan bangsa melalui pembangunan jalan, lengkap dengan
jembatan Semanggi, Monumen Nasional dengan ciri khas yang unik, Stadion Utama
Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), serta beberapa bangunan yang sangat layak
disebut sebagai cagar budaya karena nilai arsitektur yang tinggi serta nilai
sejarah yang terkandung didalamnya.

Indonesia mulai berkembang, rezim pemerintahan
bergantian berlalu, torehan gempita pembangunan menjadi klaim prestasi dan
rakyat terus diupayakan kemajuannya.
Beberapa prasasti kembali berdiri megah di Indonesia, Jembatan Ampera,
Taman Mini Indonesia Indah, Proyek MH Thamrin, jalan tol (mulai Jagorawi,
Cikampek, JORR sampai beberapa proyek jalan tol yang menghubungkan kota-kota di
Indonesia), Dunia Fantasi, Trans Studio Makasar dan Bandung adalah beberapa
kegiatan yang berjalan di Indonesia, baik sebagai milik pemerintah ataupun
sebagai milik swasta.

Berkaca pada perkembangan lebih
dari 200 juta rakyat Indonesia, beberapa Pekerjaan Rumah yang masih dan masih
belum terselesaikan, padahal jutaan orang pintar di Indonesia dengan segudang
prestasi dunia selayaknya patut dikumpulkan dan bersama-sama merumuskan hal-hal
yang dapat mengembangkan negara ini.

1.Bidang Sumber Daya Energi

Sebagai negara
pengekspor minyak, Indonesia tentunya sudah jelas dan ditandai sebagai negara
penghasil minyak bumi yang sangat potensial, triliunan kilo liter minyak
terdeposit diperut bumi dan sebagian sudah meluncur keatas dan digunakan untuk
kepentingan umat manusia.Dunia
bergantung pada Bahan Bakar Minyak sehingga dagangan Indonesia yang satu ini
sangat laris manis.Pertanyaan yang kemudian
tersirat dan bermain-main dikepala adalah : setelah sekian lama menjadi
penghasil minyak bumi, harus menunggu berapa lama lagi untuk membuat Indonesia
memiliki pabrik pengolah minyak bumi menjadi bahan bakar minyak, sehingga
premium, pertamax, solar, minyak bakar, minyak tanah mampu menjadi produk
unggulan negara ini? Dengan jumlah konsumsi BBM total sekitar 35.000.000.000
liter per tahun dengan asumsi nilai keuntungan Rp. 100/liter, maka nilai
keuntungan akan mencapai Rp. 3.500.000.000.000 (3,5 triliun rupiah) kalau Rp.
500/liter? Rp 1.000 per liter? Sudah berapa banyak gedung yang dibangun negara
ini atau sudah berapa banyak beban hutang negara yang bisa dibayarkan?

Karena selalu
kita terbentur dengan biaya subsidi Bahan Bakar Minyak yang mengumbang angka
inflasi setiap tahun serta mempengaruhi kondisi perekonomian negara.Bila kita sudah mampu mengolah minyak bumi
menjadi Bahan Bakar Minyak, maka sudah pasti pemenuhan kebutuhan dalam negeri
akan tercukupi dan berapapun harga minyak dunia tidak akan mempengaruhi harga
minyak dalam negeri, justru kita memiliki keuntungan karena menjadi negara
pengekspor bahan bakar minyak keluar negeri.
Sebuah pertanyaan kecil : sudahkan hasil audit Pertamina diekspos
kemasyarakat sehingga kinerjanya dapat jelas terlihat dan tingkat
efektifitasnya sama-sama dapat dikontrol??

2.Negara Indonesia adalah Negara Agraris

Entah dilupakan
atau hanya sebatas jargon saja, ungkapan diatas hanya menjadi isapan jempol
yang meninabobokkan.Berita kemarau atau
banjir yang menerjang areal persawahan atau tanaman pertanian selalu menghiasi
informasi tahunan pertanian nusantara dan selalu berulang .... berulang dan
berulang.Sesungguhnya, Yang Maha
Pengasih sudah memberikan rasa sayangnya pada bumi nusantara ini dengan
kekayaan berlimpah di darat dan lautan, keterlenaan kita membuat kita
menjadikan dunia pertanian sebagai bola permainan dan lebih menghinakan lagi,
dijadikan sebagai ‘tambang’ beberapa golongan tertentu.Dua musim setiap tahun adalah anugerah,
bayangkan bila kita ada di empat musim seperti negara-negara sub tropis,
mungkin Indonesia sudah menjadi negara bangkrut pertama didunia.Seharusnya prakiraan cuaca dan iklim bisa
menjadi patokan bagi pejabat pertanian untuk mengambil strategis canggih dalam
produksi dan penanganan hama – penyakit tanaman, ditambah dengan proses
penanganan pasca panen yang ciamik serta sistem tataniaga yang teratur, serta
sistem pertanian terpadu dengan mengkedepankan penggunaan bahan organik sebagai
sarana produksi pertanian (misalnya, pupuk organik, agensia hayati, pestisida
organik).Demikian pula dengan
peternakan yang selalu dan selalu, menjadi ‘budak’ negara lain.Sebenarnya kita sangat mampu membibitkan
ternak sapi dan juga ayam, termasuk penyediaan pakan.Tetapi egosektoral dan pembatasan pembangunan
pertanian sesuai dengan lamanya berkuasa, menjadikan proses integralisasi
pertanian selalu terhambat dan bisa dipastikan penyediaan pangan murah menjadi
kendala. Saat ini 20 juta hektar lahan pertanian kita adalah asset yang penting
untuk dikembangkan dan dijaga sehingga dapat berhasil optimal

3.Transportasi

Selalu disetiap wilayah yang mulai
merangkak naik dan berkembang, sistem transportasi selalu menjadi kendala dan
tidak pernah diselesaikan dengan trengginas.
Kemacetan, misalnya ... selalu menjadi santapan rutin sebagian warga
kota besar dan menjadi pemakluman yang mengerikan.Tentunya wacana, masukan, simposium, studi
banding, kunjungan kerja dan banyak hal untuk mengatasi kemacetan dipaparkan
dan kesimpulan yang dihasilkan sudah jelas, tetapi kembali pada keseriusan dan
ke’istiqomah’an kita untuk mau melaksanakan penanganan transportasi di negara
ini.Tranportasi yang menyenangkan,
menyamankan, lancar, aman akan membuat minat rakyat pada moda transportasi umum
akan semakin meningkat, tetapi karena keseriusan dalam melaksanakan hal ini
tidak dilakukan maka pemadatan kendaraan selalu menjadi pemandangan dan budaya
berakar pada kota-kota di wilayah Indonesia dan pada suatu saat nanti akan
terjadi ledakan sosial yang sangat parah.
Selain sarana transportasi, kendala lain adalah infrastruktur jalan yang
tidak pernah diperhatikan sebagai muatan strategis.Kebanyakan kita senang dengan pekerjaan
‘merawat’ jalan dibandingkan dengan melakukan pembuatan jalan sekali jadi,
entah ‘ada apa dibalik proyek perbaikan jalan ini’?.Kemacetan yang terjadi tentunya membuat
terjadinya pemborosan bahan bakar yang percuma dan membuat pemborosan energi,
tentang disadari atau tidak, upaya penanganan transportasi harus dilaksanakan
maksimal. Polda Metero Jaya
merilis tahun 2010 ini jumlah kendaraan di
Jakarta mencapai 11.362.396 unit kendaraan. Terdiri dari 8.244.346 unit
kendaraan roda dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat.

4.Penanganan Sumber Daya Manusia

Lebih dari
duaratus juta jiwa penduduk Indonesia dan sekitar 30%-nya adalah penduduk
sangat produktif.Potensi ini tidak
dilirik sebagai kekuatan, tetapi justru sebagai beban sehingga investasi yang
ditanam di Indonesia dengan harapan sebagai sarana padat karya jarang berhasil,
disamping pola konsumtif dan kadar ‘gengsi’ masyarakat yang mudah tersulut,
akhirnya terjadilah fenomena TKI keluar negeri dengan iming-iming pendapatan
lebih baik.Bukan hal yang buruk menjadi
TKI, tetapi bila kita mempu menyediaakan tenaga kerja terdidik yang mampu
mengerjakan aktifitas yang lebih tinggi grade-nya tentunya nilai penghargaannya
lebih mantap dan nilai tawarnya lebih tinggi.
Perkebunan kelapa sawit diseluruh pelosok negeri ini, misalnya, masih
memerlukan tenaga kerja, karena hampir setiap saat perusahaan-perusahaan itu turun
ke SMK-SMK untuk mendapatkan lulusan-lulusan dan dipekerjakan di
perkebunan.Pendidikan cinta negarapun
sudah mulai meluluh pada sebagian rakyat dan rasa cinta terhadap negara
dibatasi hanya pada cinta meteri semata.
SDM yang parah adalah santapan enak bagi negara luar untuk men’jajah’
nusantara.Jumlah angkatan kerja di
indonesia pada bulan Februari 2009 berjumlah 113,74 juta orang, sementara yang
bekerja sebanyak 104,49 juta orang
dan pengangguran mencapai 8,14%.
Aktifitas tenaga kerja pada bulan Februari 2009, sebagai buruh/karyawan sebanyak 28,91 juta orang (27,67 persen),
berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 21,64 juta orang (20,71 persen) dan
berusaha sendiri sejumlah 20,81 juta orang (19,92 persen).Sementara jumlah Tenaga Kerja Indonesia di
luar negeri sekitar 5juta orang dan sebanyak 60% menjadi pembantu rumah tangga.

5.Penegakan Hukum

Selalu ada
celah mengakali aturan, selalu ada cara melanggar hukum dan selalu ringan
hukuman bagi pelanggar aturan bangsa, ditambah dengan oknum aparat dan penegak
hukum yang bisa ‘dibeli’, lengkaplah sudah sebuah konspirasi membangkrutkan
negara.Tegakkan hukum dan jadikan hukum
sebagai rambu-rambu pelaksanaan kegiatan berbangsa dan bernegara

6.Diplomasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun