PENDAHULUAN
Pendidikan kewarganegaraan memegang peran penting dalam membentuk karakter anak bangsa. Dengan tujuan utamanya adalah untuk mencatak generasi bangsa yang cerdas, bertanggung jawab dan memiliki tingkat kesadaran sosial tinggi. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan teori tentang negara tetapi juga nilai - nilai moral dan etika yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh bangsa indonesia adalah ancaman radikalisasi yang bisa merusak nilai persatuan dan kesatuan serta dapat mengancam keberagaman. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam membangun sikap anti radikalisme di kalangan generasi muda sekarang ini.
Dalam hal ini, pendidikan kewarganegaraan berfungsi untuk menanamkan pemahaman tentang nilai kebangsaan, seperti pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan juga dapat memperkuat kesadaran tentang pentingnya hidup berdampingan dalam perbedaan suku, agama dan ras. Saling menghargai dan menghormati hak asasi manusia adalah salah satu prinsip yang perlu diajarkan dalam menciptakan masyarakat yang bebas dari ideologi radikal yang bisa memecah belah bangsa.
PEMBAHASAN
Pengertian Radikalisme
Radikalisme adalah suatu fenomena yang dapat mengancam stabilitas sosial dan keamanan suatu negara (Sun et al., 2024). Di Indonesia, upaya pencegahan radikalisme, terutama di kalangan generasi muda, menjadi sangat penting. Karena salah satu cara untuk mencegah penyebaran paham radikal adalah dengan melalui pendidikan kewarganegaraan yang dapat membentuk karakter dan nilai yang positif pada generasi muda.
Peran Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan sikap kewarganegaraan yang baik pada peserta didik. Melalui pendidikan yang memiliki tujuan untuk memanusiakan, membudayakan dan memberdayakan individu agar bisa menjadi warga negara yang berperan aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga berusaha untuk memberdayakan peserta didik dengan cara memperkuat tentang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan kewarganegaraan yang sesuai dengan prinsip konstitusional negara (Asyari & Anggraeni Dewi, 2018).
Pendidikan kewarganegaraan sendiri memeiliki peran penting dalam meningkatkan kedisiplinan masyarakat bangsa dan negara. Pada kalangan pelajar pendidikan kewarganegaraan membantu dalam membangun moralitas. Pendidikan kewarganegaraan juga membahas tentang hubungan antara individu dengan organisasi politik, sosial dan ekonomi, yang sudah terstruktur dengan baik serta hubungan individu dengan bangsa (Putri et al., 2022)
Membangun Sikap Anti Radikalisme
Radikalisme sendiri sering menjadikan remaja sebagai sasaran utama untuk menyebarkan pandangan radikal karena selama ini anak muda mudah terhasut. Tetapi, remaja tidak hanya berperan penting dalam menyelesaikan masalah ini, tetapi juga ikut berpeluang untuk menghilangkan permasalahan radikalisme di Indonesia. Generasi penerus bangsa pemuda Indonesia harus mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman dan kondusif diantara perbedaan yang terlihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini membutuhkan peran pemuda untuk mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia. Mencegah penyebaran pandangan radikal, menerapkan nilai-nilai pancasila yang sudah terbukti menjadi sarana untuk mempersatukan umat. Dengan semangat Pancasila, para generasi muda dan seluruh rakyat harus bersatu padu dalam mencegah radikalisme demi keutuhan NKRI dan perdamaian dunia (Nasional et al., 2017).
Bagaimana caranya pendidikan kewarganegaraan dapat berperan dalam mencegah paham radikalisme di kalangan anak-anak dan remaja?
1. Ketimpangan sosial: Munculnya ketimpangan sosial dapat memicu munculnya tindakan radikalisme. Untuk mencegah aksi radikalisme terjadi, ketimpangan sosial harus diminimalisir. Jika tingkat pemahaman radikalisme tidak ingin terjadi di dalam negeri kita, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat harus diminimalisir.
2. Memperkuat semangat persatuan dan kesatuan: Menjaga persatuan dan kesatuan juga dapat dilakukan sebagai upaya menghindari pemahaman warga negara terhadap radikalisme dan perpecahan di tingkat negara. Keragaman dalam suatu masyarakat, terutama di negara Indonesia sendiri merupakan gabungan dari masyarakat yang berbeda. Maka dari itu, menjaga persatuan dan kesatuan dengan keragaman sangat diperlukan untuk mencegah radikalisme.
3. Penguatan pendidikan multikultural di lingkungan pendidikan: Penyebaran paham radikalisme dapat dicegah dengan cara memasukkan nilai-nilai kebhinekaan di sekitar lingkungan pendidikan. Semua jenjang pendidikan yang sebagian besar siswanya berusia remaja dan dapat memahami realitasnya keragaman kehidupan masyarakat Indonesia. Mahasiswa juga dapat memahami bahwa keberagaman yang sudah ditandai dengan adanya perbedaan suku, agama, etnik atau ras harus bisa menjadi sumber kekuatan atau modal sosial dalam membangun peradaban di Indonesia yang lebih maju.
4. Pengembangan membaca untuk meningkatkan daya kritis dan analisis generasi muda: Meskipun remaja atau generasi muda belum terlalu kritis untuk menjawab semuanya, bimbingan literasi dapat menyempurnakan remaja untuk mengoptimalkan akal sehat dan nalar kritisnya agar tidak mudah terombang-ambing oleh paham  radikal yang bisa menyesatkan remaja. Budaya literasi juga sangat penting bagi kalangan generasi muda agar selalu dapat mengoptimalkan hati nurani dan akal sehatnya dalam menghadapi berbagai permasalahan.
5. Upaya pemberantasan radikalisme: Upaya ini dilakukan dalam pemahaman tentang penyembuhan, yang artinya remaja yang terkena paham radikal harus "disembuhkan" atau dengan cara berusaha memulihkan kondisi mental yang terbuka terhadap paham radikal. Hal ini disebabkan karena keterpaparan generasi muda terhadap pemahaman yang radikal.
6. Generasi muda bisa melakukan beberapa cara untuk memerangi paham radikalisme: Menanamkan jiwa nasionalisme, memperdalam tentang pemahaman agama, memperkuat diri dengan cara selalu beriman (Jalwis, 2021).
Kesimpulan:
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun sikap anti radikalisme di kalangan generasi muda. Pada pembentukan karakter generasi muda dalam pemahaman yang mendalam tentang nilai demokrasi, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Melalui pendidikan ini juga tidak hanya mempersiapkan generasi muda untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial dan politik, tetapi juga dapat menjadi benteng pertahanan terhadap ideologi radikal yang bisa mengancam keharmonisan bangsa. Maka dari itu, investasi dalam pendidikan kewarganegaraan merupakan langkah awal  dalam membangun masyarakat yang damai.
Â
Referensi:
Asyari, D., & Anggraeni Dewi, D. (2018). Peran Pendidikan Kewarganegaraan bagi Generasi Milenial dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme Di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan dan Konsling, 4(2), 31--41.
Jalwis. (2021). Sosialisasi Menangkal Radikalisme di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Pengabdiann Masyarakat Ushuluddin Adab dan Dakwah, 1(1), 47--63.
Nasional, P. S., Pascasarjana, P., & Pgri, U. (2017). " M. November.
Putri, A. L., Anggraeni Dewi, D., & Furnamasari, Y. F. (2022). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Bangsa. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 126--130. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2318
Sun, E., Barus, L., Sembiring, I., Pransiska, I., Siboro, B., Haloho, J., Simanjuntak, M. B., Sianturi, T. C., & Pardede, W. (2024). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MEDIA CITIZENSHIP EDUCATION AS A MEDIA FOR PREVENTING. 6576--6581.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H