Mohon tunggu...
Eka AstriDevi
Eka AstriDevi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya adalah seorang pemula di dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Experiential Learning untuk Meningkatkan Self Awareness

21 September 2024   12:00 Diperbarui: 21 September 2024   12:03 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penulis

Self awareness atau yang biasa disebut sebagai kesadaran diri adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu memahami perasaan yang dimiliki oleh diri sendiri dan orang lain serta memiliki kemampuan untuk melakukan instropeksi. Kesadaran diri penting dimiliki oleh peserta didik sebagai perwujudan dari penguasaan diri atas emosi yang dirasakan. Dengan memiliki kesadaran diri yang tinggi, peserta didik diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai remaja yang gemilang dengan kemampuannya mengendalikan emosi, menyadari emosi yang dirasakan, memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan terakhir kepercayaan diri yang tinggi.

Kesadaran diri (self awareness) termasuk dalam aspek pembentuk kecerdasan emosional Bersama dengan kemampuan mengelola emosi, memotivasi diri sendiri dan mengenal emosi orang lain. Kesadaran diri dikenal sebagai kemampuan individu memahami diri sendiri melalui pikiran, perasaan, dan tingkah laku melalui suatu proses yang melihat kedalam diri sendiri, dan standar pembenaran yang digunakan (Thomas S. Duval, 2002). 

Kesadaran diri (self-awareness) merupakan suatu kemampuan kognitif atau pengetahuan individu dalam memahami diri sendiri yang berkaitan dengan perasaan (affect), perilaku (behavior) dan pemikiran (cognition). Dalam literature review oleh Carden (Carden, 2021) ia menulis bahwa konsep kesadaran diri digambarkan secara komprehensif dan ringkas sebagai berikut :

  • Kesadaran diri memerlukan pengaturan pikiran dan emosi seseorang, yang berfungsi sebagai aspek penting dari kecerdasan emosional dalam membimbing individu melalui interaksi sosial dan hubungan dengan orang lain.
  • Komponen dari proses pengendalian diri mencakup konsentrasi pada tugas, menyaring gangguan, dan membuat keputusan berdasarkan informasi faktual. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif bergantung pada proses ini.
  • Individu yang memiliki kesadaran diri dapat membedakan kapan fokus mereka bergeser dan menyesuaikannya. Sebaliknya, mengelola emosi seseorang memungkinkan individu untuk menyelidiki perasaan dan pikiran mereka, sehingga meningkatkan kesadaran diri.
  • Baik kesadaran diri maupun kemampuan untuk mengelola emosi dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan praktik. Terlibat dalam praktik seperti meditasi, fokus, dan terapi perilaku kognitif dapat meningkatkan kapasitas individu untuk mengatur perhatian.

Nah lalu apa itu experiential learning dan bagaimana cara model pembelajaran tersebut meningkatkan self awareness pada peserta didik?

Model pembelajaran dengan berdasarkan pada pengalaman (Experiential learning) adalah pembelajaran yang didasarkan pada pemikiran bahwa pengalaman hidup peserta didik dalam suatu pembelajaran memiliki peran sentral dalam mewujudkan pemahaman pengetahuan baru mereka. Dengan ini, peserta didik di ajak mengembangkan pemikiran dan pengetahuan mereka dengan dasar pengalaman pribadi mereka.

Dalam kasus self awareness, peserta didik pastinya pernah mengalami emosi yang mungkin ia belum memahami arti dari yang ia rasakan pada saat itu. Namun setelah mengalaminya dan menganalisis apa saja yang ia lakukan selama merasakan emosi tersebut dan efek apa yang di dapatkan dari emosi itu ia akan  mulai mempelajari pola dari perasaan yang di rasakan dan memilih tingkah laku mana yang terbaik yang dapat di salurkan untuk menunjukkan bahwa mereka menyadari ada yang terjadi pada diri mereka.

Misalnya ketika seseorang marah, ia baru pernah marah sampai menendang pot atau meja dan membuat orang lain ketakutan. Setelah mengalami pengalaman tersebut, ia akan menyadari perilaku yang di timbulkan dari rasa marah yang ia miliki dan apa saja timbal balik yang ia dapatkan dari lingkungan setelah ia melakukan hal tersebut. Dari kejadian  itu ia akan belajar untuk memilih perilaku mana yang sebaiknya ia lakukan dan yang tidak ia lakukan. Beginilah cara model ekpesriential learning bekerja pada peserta didik.

Sumber :

Carden, P. (2021). Defining self awareness in the context of adult development: a systematic literature review. J. Manage.edu, 46.

Puspitowati. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Eksperiental Learning) dengan Menggunakan Media Gambar dalam Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas IV MI Riyadhatul Uqul. Linguista : Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya., 120-132.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun