Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, terus mengupayakan pengembangan produk lokal melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Sari. Kelompok ini, yang fokus memproduksi jamu instan berbahan dasar empon-empon dari hasil pekarangan anggota, telah mendapatkan pendampingan untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan daya saing produk.
Pendampingan ini bertujuan memperluas pemasaran produk, memperbaiki mutu kemasan, dan memperkuat kapasitas anggota KWT. Salah satu kegiatan utama adalah pelatihan pemasaran berbasis media sosial, yang ditargetkan kepada anggota muda yang melek teknologi. Para peserta juga diberi keterampilan fotografi produk untuk mendukung promosi online.
"Kami mengemas pelatihan dengan metode informal agar anggota lebih santai dan memahami bahwa pemasaran saat ini tidak selalu memerlukan tatap muka langsung," ujar Rokhani Ketua Tim Pengabdian.
Selain itu, KWT Sekar Sari telah mendesain ulang kemasan jamu instan dengan lima varian: sari temulawak, sari kencur, sari jahe, sari kunir, dan sari kunci sirih. Desain baru ini tidak hanya memperhatikan estetika tetapi juga fungsionalitas untuk menjaga kualitas produk.
"Produk ini perlu inovasi, terutama dalam kemasan, agar menarik minat konsumen di luar Kecamatan Ngantang. Harapannya, jamu instan KWT Sekar Sari bisa dikenal lebih luas," tambah perwakilan KWT.
Intervensi lain yang diberikan adalah penguatan kelembagaan melalui ceramah, diskusi kelompok, dan pelatihan dinamika kelompok. Evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan anggota KWT dalam mengelola organisasi dan usaha mereka.
Hasil dari program ini mencerminkan dampak signifikan, baik dalam peningkatan kualitas produk maupun dalam kinerja kelembagaan. Dengan dukungan berbagai pihak, KWT Sekar Sari diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi Desa Tulungrejo serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Program ini terselenggara berkat hibah dari LP2M Universitas Jember.