Mohon tunggu...
Eka Rismawati
Eka Rismawati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 PPKn Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjadi pemimpin yang baik atau tidak sama sekali !

10 Maret 2015   10:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memimpin memang suatu hal yang tidak mudah, pemimpin harus mampu mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di hadapan rakyat, terlebih lagi ketika harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan kelak. Menjadi pemimpin yang baikharuslah memiliki integritas yang tinggi, dalam artian bahwa ia harus melakukan suatu perbuatan sesuai dengan apa yang dikatakannya, bukan hanya menebar janji-janji semata. Selain memiliki integritas, seorang pemimpin juga harus berani dalam mengambil resiko, berdedikasi atau memiliki komitmen yang tinggi, dan yang pastinya bisa adil didalam memutuskan suatu perkara.

Pada masa sekarang ini, tidak banyak pemimpinyang memiliki jiwa seperti itu, sebagaimana yang telah kita saksikan. Banyak rakyat yang mengeluh dan merasa kecewa dengan pemimpin-pemimpin kita. Banyaknya kewajiban yang belum dipenuhinya, karena lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri. Misalnya salah satu contohnya perlakuan yang tidak sama di hadapan hukum.

Pada prakteknya hal ini sudah jarang terjadi di Negara ini. Pemimpin didalam memutuskan hukum di Indonesia dinilai belum mampu memberikan keadilan kepada masyarakat. Namun justru sebaliknya, hukum menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak semena-mena. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindakan kecil langsung ditangkap dan dijebloskan kepenjara. Sedangkan seorang pejabat Negara yang melakukan korupsi uang jutaan bahkan milyaran rupiah milik Negara dapat berkeliaran dengan bebas.

Penegak hukum di Negara ini masih jauh dari yang diharapkan karena hukum di Indonesia belum dilaksanakan dengan adil. Status sosial ekonomi dan kedudukan merupakan faktor utama yang melatarbelakangi ketidakadilan hukum di Indonesia. Karena hukuman itu cenderung hanya berlaku bagi orang miskin dan tidak berlaku bagi orang kaya, sehingga tidak sedikit orang yang menilai bahwa hukum di Negara ini dapat dibeli dengan uang. Itulah tugas utama dari seorang pemimpin, bagaimana ia bisa berlaku adil kepada masyarakat dengan tidak memandang status sosial dan lain sebagainya. Seorang pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi masyarakatnya, mengayomi, dan tidak memberlakukan hukum dengan berat sebelah sehingga hukum tidak dikatakan tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

Oleh karena itu, pemimpin yang baik harus konsisten dalam menjalankan hukum yang berlaku di Negara ini. Ketika seseorang membutuhkan perlindungan hukum, semua orang harus mendapatkan perlakuan yang sama, mampu bersikap adil, tidak memandang satus sosial orang tersebut. Sehingga, semua orang akan merasa tentram dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun