Mohon tunggu...
Eka Wulansari (LANO)
Eka Wulansari (LANO) Mohon Tunggu... GURU -

Saya membantu anda melihat wajah Indonesia lebih jelas lagi.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Menarik yang Berbau Porno Dibandingkan Kemanusiaan

15 November 2017   09:37 Diperbarui: 15 November 2017   09:59 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini berita-berita baik televisi maupun internet diramaikan dengan kejadian penggerebekan sepasang muda-mudi di Tanggerang. Saking ramainya, sampai akhirnya berbuntut panjang dan kembali menjadi pembahasan karena para pelaku kekerasan dan pengarakan adalah perangkat desa setempat. 

Banyak sekali yang membagikan kejadian tersebut melalui akun media sosial masing-masing warga yang merekam yang kemudian diteruskan pada akun-akun media sosial lainnya. Inilah kekuatan media yang tadinya dibagikan dengan maksud untuk memberitakan kejadian yang sebenarnya, tapi ternyata malah menyebarkan hal yang berbau kekerasan dan pornografi. Apakah salah bila mengupload hal-hal yang bisa menjadi viral?

Saya mencoba mencoba menanyakan kepada beberapa perangkat desa di wilayah saya di Jawa Timur. Hampir semuanya pernah menggerebek pasangan-pasangan seperti itu. "Tapi bedanya gak ada yang dimasukin berita kayak yang sekarang mbak." ungkap salahsatu RT di daerah saya. 

Tindakan seperti itu dilakukan karena sudah meresahkan warga. Banyak warga net yang berkomentar negatif atas kejadian yang sedang viral salahsatunya "ah, itu akal-akalannya warga aja biar bisa liat cewek bugil!!". Banyak yang berkomentar tentang bagaimana pelaku yang sekarang menjadi korbandipukuli dan ditelanjangi. Tidak ada yang berkomentar tentang hal asusila apa yang mereka lakukan, padalah inti masalahnya adalah tindakan asusila yang dilakukan keduanya.

dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
Yang membuat saya, para GURU BK, danbahkan mungkin para orang tua yang perduli makin bimbang dan galau adalah bagaimana nasib psikologi anak-anak yang menyaksikan kejadian tersebut baik langsung maupun melalui media. Kita semua tau bahwa sekarang orang tua hanya memiliki beberapa jam saja untuk bercengkrama dengan putra-putrinya. Mereka lebih dekan dengan gadgetdan televisi dibandingkan dengan keluarga. 

Mereka akan lebih perduli dengan apa yang sedang viral dibandingkan dengan tetangga mereka yang anaknya dipukuli bahkan sampai dibunuh oleh orangtuanya sendiri dengan alasan tidak viral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun