Mohon tunggu...
Eka Purnamasari
Eka Purnamasari Mohon Tunggu... Administrasi - Life is never flat

Saya tertarik dengan tulis menulis tapi belum mendapatkan tempat untuk belajar dan menuangkan ide semoga disini saya bisa mulai menulis untuk memenuhi ketertarikan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selimut Malam

12 Agustus 2022   15:49 Diperbarui: 12 Agustus 2022   16:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ku lirik jam dinding menunjukkan pukul 21.50 WIB. "sebentar lagi pulang" gumamku dalam hati yang saat itu memang sedang menunggu kepulangan suami yang sedang jaga malam. Ku tata makan malam alakadarnya untuk menyambutnya pulang. Yah, memang hanya makanan sederhana lah yang mampu ku hidangkan setiap harinya karena memang penghasilan kami berdua hanya cukup untuk hidup sederhana. 

Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai staf General Affair sedangkan suami bekerja sebagai security di perusahaan swasta. Saat kami menikah saya berstatus gadis sedangkan dia berstatus duda anak 3. Ya, penghasilan dia lebih banyak di habiskan untuk anak-anak dan mantan istrinya sedangkan biaya kebutuhan rumah tangga kami hampir semua saya yang menanggungnya. Terkadang saya pun ikut membantu kebutuhan biaya anak-anak yang kebetulan ikut ibunya.

Waktu menunjukkan pukul 22.25 saat telepon genggamku berbunyi tanda notifikasi wa. Kulihat ternyata wa dari suami ku.

"Bun, malem ini ayah ga pulang ya"

"Kenapa? Aku udah siapin makan loh" sahutku kecewa

"Ini motor nya mogok jadi ga bisa pulang" jawabnya

"Wah kok ga pulang, terus nanti tidur dimana?" tanyaku khawatir.

"Gapapa ayah tidur di mushola aja, mau ke bengkel juga udah malem ga bakal ada yang buka, besok pagi ayah cari bengkel"


Semalaman saya tak bisa memejamkan mata terbayang-bayang suami yang tidur menggeletak di lantai mushola yang dingin tanpa bantal dan selimut. Hingga malam hari berikutnya saat dia pulang kerja kulihat wajah lelah nya. Segera ku bantu dia melepaskan seragam kerja nya. Ku suruh dia mandi dengan air hangat yang sudah kusediakan kemudian ku temani makan malam sambil ngobrol-ngobrol.

"Yah, kemaren aku ga bisa tidur loh keinget ayah terus kasian tidur di mushola kedinginan sementara aku tidur di kasur yang empuk" kataku dengan masih terbayang malam dingin yang sudah dilaluinya.

"Iya dingin banget sampe ayah masuk angin nih" Jawabnya sambil terus mengunyah tanpa menatapku.

" Ya udah abis makan nanti aku kerokin ya" tawarku kemudan dibalas dengan anggukan.


Beberapa hari kemudian saat kulihat telepon genggam suami di atas meja entah kenapa rasanya hati ini terdorong untuk membukanya, saat itu suamiku sedang mandi. Lalu ku ambil dan iseng membuka daftar chat wa nya. Saat ku gulir ke bawah kulihat salah satu chat dengan mantan istrinya dan tibalah di bagian chat yang membuat dadaku terasa sesak.

"Mih kamu nakal, aku masuk angin nih gara-gara ditelanjangin kamu semalem"

Seketika badanku lemas, kaki rasanya tak kuasa menapak. Ku kira benar dia tidur kedinginan tapi ternyata saya sudah ditipunya. Jelas terbayang apa yang telah mereka lakukan. Sungguh perih tak terkira rasanya orang yang ku khawatirkan ternyata asyik masyuk dengan perempuan yang pernah jua menjadi teman tidur halalnya. 

Perlahan-lahan dengan terhuyung aku berjalan menuju ke arah dapur dan saat melewati kamar mandi ku dengar guyuran air yang menandakan dia sedang mandi, lalu saat sudah sampai di dapur ku sapukan pandanganku mencari sesuatu. Tak lama aku pun menemukannya kemudian kubawa pisau itu ke kamar mandi.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun