Suatu kegagalan pada setiap langkah untuk mencapai sebuah tujuan pastilah menemukan adanya cobaan, baik itu rintangan atau pun hambatan. Tapi seiring berjalannya waktu pasti kalian merasakan betapa lelahnya berusaha dan gagal berkali kali. Kemudian, pada sela sela istirahat, kalian merenung untuk memikirkan Pilih Menyerah atau Bangkit dengan konsekuensi akan mengalami kegagalan. Disini, Mimin akan berikan kalian sebuah suggest, agar dapat menentukan pilihan yang terbaik antara Menyerah dan Bangkit tapi akan gagal.
Jika Memilih Menyerah,
Hal ini sangat bermakna negatif, karena menyerah merupakan salah satu sifat orang yang putus asa. Kalian harus ingat bahwa, jika kalian menyerah, maka tujuan yang kalian bangun dari awal akan dimulai kembali dari nol. Hidup ini kita asumsikan layaknya game, yang mana jika kita knock (mati) dalam game maka akan terjadi game over (kalah) dan akan mulai ulang dari awal permainan. Menyerah bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keputusan.Â
Jika kalian dihadapkan dengan rasa sulit yang berkepanjangan, kalian bisa melakukan sesuatu yang dapat menggugah semangat, seperti halnya mendengarkan musik yang menggelora, berolahraga, atau melihat motivasi-motivasi dari orang-orang sukses..Â
Jika memilih Bangkit tapi gagal berkali kali
Berkata bangkit dalam kegagalan adalah hal yang mudah, namun kenyataan dalam realita kehidupan sangatlah sulit. Lagi dan lagi kegagalan yang kita rasakan, akhirnya akan membuat kita terpuruk dan mengambil jalan pintas berupa putus asa atau menyerah. Apabila kalian mengalami kegagalan berkali-kali, kalian belum tentu termasuk orang yang gagal, bahkan sebaliknya. Hati kalian sedang diteguhkan dan dikuatkan agar kalian dapat menghadapi rintangan yang lebih besar dan lebih sulit dibandingkan masalah yang sedang dihadapi. Percayalah bahwa Tuhan tidak memberikan suatu masalah, dibawah kemampuan hambanya.
Jadi Memilih Menyerah atau Bangkit namun gagal berkali-kali merupakan pilihan masing masing. Menyerah merupakan keputusan yang bersifat pasti dan gagal merupakan mimpi dari ketakutan yang dipikirkan secara nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H